
KORAN MERAPI – PT BPR Bank Daerah Karanganyar (Perseroda) optimistis mampu menyetor laba Rp3 miliar lebih ke kas daerah Kabupaten Karanganyar di tahun ini. Jumlah ini lebih besar dibanding realisasi tahun 2023 sebesar Rp2,83 miliar.
‘’Kami optimistis mencapai itu karena kinerja BDK (Bank Daerah Karanganyar) semakin terpercaya dan memperoleh kepercayaan dari nasabah. Karena itu kami optimistis target tercapai,’’ kata Haryono, Dirut BDK, Minggu (4/2/204).
Target laba Rp2,9 miliar pada 2024 diyakini terlampaui, sebagaimana tahu lalu ditarger 2,6 miliar tercapao 2,83 miliar.
Di awal tahun ini BDK masuk nominasi penghargaan Top BUMD dari majalah Top Bussines, Jakarta. Penghargaan yang sudah diraih sejak enam tahun terakhir itu sebagai bukti pengelolaan BDK berada di track yang lurus.
Penghargaan yang cukup bergengsi itu diberikan oleh lembaga yang menyeriusi perkembangan perbankan dan menyoroti kinerja tidak hanya BDK namun seluruh bank di tanah air.
Sehingga penghargaan itu menjadikan BDK semakin percaya diri. Pengujinya tidak hanya ahli perbankan dan ekonomi, namun juga pengamat kebijakan publik dan politik serta perimbangan keuangan.
Saat ini kinerja BDK terus mengalami peningkatan. Target kinerja selalu tercapai sebelum Oktober. LDR bank yang selalu di bawah 5 persen menjadi indikasi semua kredit yang diberikan hampir semua kembali lancar.
Sebanyak 68 persen kredit merupakan kredit modal kerja dan investasi sedangkan kredit konsumtif hanya 32 persen. Artinya keberadaan BDK menjadi sarana geliat ekonomi di Karanganyar meningkat.
Laba BDK dari Rp 6,8 naik menjadi Rp 7,6 miliar pada tahun 2023. Untuk laba memang BDK berprinsip jangan terlalu besar, sebab laba besar biasanya identik dengan bunga tinggi.
BDK tidak ingin seperti itu, namun disesuaikan modal dasar dari Pemkab Karanganyar Rp 44 miliar dan akan menjadi Rp 50 miliar di tahun 2024 ini setelah ditambah.
BDK berkomitmen memajukan ekonomi daerah, dengan memberikan pendampingan pada UMKM yang mengambil kredit, dan survey untuk pengambil kredit paling lama sebulan sama dengan survey pemantauan pasca kredit sebulan setelah turun untuk memastikan kinerja UMKM pengambil kredit membaik. Jika tidak, BDK secepatnya memberikan pendampingan.
BDK juga dipercaya mengelola dana desa dan alokasi dana desa untuk mempermudah desa membangun. BDK tidak itu saja, juga menyediakan kredit perangkat desa yangtahun lalu mencapai Rp 55 miliar. (Lim) ***