KORAN MERAPI – Dalam rangka mendukung pemberdayaan ekonomi lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berkolaborasi dengan Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) menggelar agenda pengabdian masyarakat.
Agendanya meliputi, pelatihan pengolahan bubuk kunyit instan, penyuluhan tentang pangan yang bergizi, beragam dan aman untuk mencegah stunting.
Selain itu juga dilakukan penyuluhan mengenai metode pemasaran yang efektif dan budi daya empon-empon yang baik.
Gelaran ini berlangsung di Kelompok Tani “Tani Mulyo” pada Senin (5/8/24) di Pedukuhan Puluhan, Kelurahan Argomulyo Bantul Yogyakarta, dihadiri 20 anggota kelompok.
Salah satu agendanya yaitu penyerahan bibit kunyit hitam, temulawak dan penyerahan peralatan pembuatan bubuk instan.
Penyerahan bibit dibagikan secara simbolis oleh Ketua Tim Pengabdian, Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, M.P., kepada Hadi Wahyono, selaku Ketua Kelompok Tani.
Diharapkan, penyerahan bibit ini akan mendukung keberlanjutan proses penanaman hingga pengolahan menjadi bubuk empon-empon instan hingga kegiatan pelatihan selesai.
Tim pengabdian terdiri dari Ichlasia Ainul Fitri dan Prof. Dr. Ambar Rukmini ini juga memperkenalkan metode pemasaran, agar inovasi produk pangan yang dikembangkan dapat menjangkau lebih banyak konsumen.
Hal ini penting mengingat empon-empon memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selama ini, empon-empon umumnya hanya dikonsumsi dalam bentuk jamu yang tidak awet.
Sehingga dengan pengolahan menjadi bubuk instan, produk ini diharapkan memiliki umur simpan yang lebih lama, nilai ekonomis yang lebih tinggi, dan tentunya lebih disukai oleh berbagai kalangan.
Empon-empon seperti kunyit, jahe, temulawak, dan kunyit hitam merupakan tanaman herbal yang kaya akan manfaat kesehatan.
Prof. Dwiyati menjelaskan bahwa budidaya empon-empon relatif mudah dilakukan.
“Hanya ditanam dengan jarak 0,5 m antar tanaman dan perawatannya pun sederhana. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah, asalkan mendapatkan sinar matahari yang cukup dan memiliki drainase yang baik,” papar Prof. Dwiyati.
Di waktu yang sama, Mardiyah salah satu peserta pelatihan, menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat sekali.
“Selain mendapatkan pengetahuan tentang cara mengolah kunyit menjadi bubuk instan, kami juga diajarkan cara memasarkan produk ini agar lebih dikenal dan diminati oleh konsumen. Kami merasa lebih optimis bahwa dengan keterampilan ini, kami dapat meningkatkan pendapatan keluarga,” ujarnya.
Sedangkan Hadi Wahyono selaku Ketua Kelompok Tani “Tani Mulyo”, menambahkan, kami berterima kasih kepada Tim Pengabdian dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan Universitas Widya Mataram Yogyakarta.
“Melalui pelatihan dan penyerahan bibit ini serta buku kunir putih yang diberikan, kami semakin yakin bahwa empon-empon yang kami tanam dapat memberikan manfaat besar, tidak hanya untuk kesehatan, tetapi juga untuk meningkatkan perekonomian di kelompok tani ini,” imbuh Hadi Wahyono.
Ia menambahkan, kami berkomitmen untuk menerapkan ilmu yang telah diberikan dan berharap dapat terus bekerja sama dengan UMBY kedepannya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa Prof. Dwiyati ini telah melakukan penelitian dan berhasil mengembangkan produk olahan empon-empon menjadi bubuk instan dapat diimplementasikan pada masyarakat pedukuhan Puluhan.
Produk ini dinilai sangat inovatif karena memiliki umur simpan yang lebih lama, praktis digunakan, dan tetap mempertahankan manfaat kesehatan dari empon-empon.
Empon-empon seperti kunyit putih dikenal memiliki sifat antiinflamasi, antidiabet, antikolesterol dan antiaging yang kuat.
Sementara itu, kunyit hitam memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, dan analgesik. Temulawak, di sisi lain, bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan hati, mengatasi gangguan pencernaan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Bagi yang ingin berkonsultasi gratis terkait produk CV Windra Mekar yang dipimpin Prof. Dwiyati bisa menghubungi nomor 081328776036.
Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP., menyatakan, kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi lokal saja.
“Akan tetapi juga untuk memperkenalkan metode budidaya dan pengolahan empon-empon yang memiliki nilai tambah yang positif bagi masyarakat,” ucapnya.
Ia menambahkan, kami berharap dengan penyerahan bibit empon-empon ini, kelompok tani dapat mengembangkan potensi pertanian mereka dan menghasilkan produk dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
“Pengolahan empon-empon menjadi bubuk instan juga memberikan peluang untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekonomi,” ungkap Prof. Dwiyati. (Ags)