KORAN MERAPI – Acara diskusi interaktif bertajuk Kopi Joss (Koempoel Mikir Jogja Sareng-Sareng) digelar Minggu malam 22 September 2024 di Halaman Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Tampak hadir para pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta di Pilkada serentak 2024.
Acara ini mendapat respon positif, ratusan warga hadir dan ini menjadi kesempatan emas bagi warga Kota Yogyakarta untuk berdiskusi langsung dengan para calon pemimpin daerah, membahas ide, program, visi dan misinya demi membangun masa depan Yogyakarta yang lebih baik.
Agenda Kopi Joss ini ada tiga pasangan calon yang berbagi pandangan dan menerima masukan dari masyarakat, yakni pasangan Drs. Muhammad Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo, S.H., M.Ed, kemudian pasangan Drs. Heroe Poerwadi, M.A dan Sri Widya Supena, dan pasangan dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.Og (K) dan Wawan Hermawan, S.E.
Pasangan Afnan Hadikusumo dan Singgih diusung oleh delapan partai yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, PKS, PPP, PKB, PSI, Partai Buruh, dan Partai Ummat. Pasangan Heroe dan Supena, diusung PAN, NasDem, Demokrat, Gelora, Garuda, Perindo, dan PKN. Sedangkan pasangan Hasto dan Wawan diusung PDI Perjuangan.
Diskusi ini dipandu dan dimoderatori oleh Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Yogyajarta, Ustadz Muhammad Jazir ASP, yang membawa acara Kopi Joss ini lebih interaktif dan dinamis.
Ada 3 hal utama yang dilontarkan kepada masing-masing pasangan, yaitu masalah isu lingkungan yang berkaitan dengan sampah, lalu masalah ekonomi yang berhubungan dengan UMR dan kemudian masalah sosial yang berkaitan dengan minuman keras, klitih, pinjaman online dan judi online.
Agenda diskusi ini memberikan waktu 9 menit kepada masing-masing pasangan. Ke tiga pasangan ini menyampaikan paparan dengan ide-ide baru yang juga merupakan program, visi dan misi di Pilkada ini. Penyampaian ide dengan issu yang sudah ditetapkan dan ke tiga pasangan saling bergantian memberikan argumentasinya, yang mendapat sambutan yang meriah dari para peserta diskusi.
“Di pilkada 2024 Kota Yogyakarta ini, calon-calonnya baik semua, tapi kita pilih calon yang terbaik,” ujar Ustadz Muhammad Jazir, mengawali acara Kopi Joss ini.
Pasangan Afnan-Singgih menjelaskan tentang isu lingkungan, khususnya masalah sampah di Kota Yogyakarta, yakni khususnya penanganan masalah sampah yang menjadi perhatian utama warga Kota Yogyakarta. Sebagai kota dengan tingkat aktivitas ekonomi dan pariwisata yang tinggi, masalah sampah kerap menjadi salah satu tantangan terbesar bagi kelestarian lingkungan dan kenyamanan warga.
Afnan menekankan bahwa pengelolaan sampah di Yogyakarta memerlukan pendekatan baru yang lebih ramah lingkungan. “Kita perlu beralih dari pendekatan konvensional yang hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ke sistem manajemen sampah berbasis pengurangan, daur ulang, dan pemanfaatan kembali (reduce, reuse, recycle/3R),” ujar Afnan dalam acara Kopi Joss ini.
Ia juga memaparkan rencana untuk memperkuat kebijakan pengurangan sampah plastik, memperluas akses bank sampah di setiap kelurahan, dan meningkatkan program edukasi lingkungan kepada masyarakat. “Kami ingin Yogyakarta menjadi pelopor kota hijau di Indonesia, di mana seluruh elemen masyarakat terlibat aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan,” tambahnya.
Sementara itu, Singgih menyoroti pentingnya pengembangan teknologi pengolahan sampah terpadu yang berkelanjutan. Ia mengusulkan penggunaan teknologi modern seperti waste-to-energy (pengolahan sampah menjadi energi) untuk mengurangi volume sampah di TPA sekaligus menghasilkan energi bersih.
“Kita harus berpikir maju. Dengan teknologi, sampah tidak lagi menjadi masalah, tetapi bisa diubah menjadi sumber daya. Program waste-to-energy yang akan kami kembangkan tidak hanya membantu mengatasi sampah, tetapi juga bisa memberikan kontribusi nyata terhadap kebutuhan energi terbarukan di Yogyakarta,” jelas Singgih.
Pasangan Afnan-Singgih berkomitmen untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai kota bersih dan nyaman melalui kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Mereka akan memperkuat regulasi terkait pengelolaan sampah, mempercepat modernisasi fasilitas pengelolaan limbah, serta memperluas akses masyarakat terhadap program daur ulang.
“Isu sampah bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan, pariwisata, dan ekonomi kota. Kami siap membawa perubahan nyata untuk Yogyakarta yang lebih bersih, hijau, dan nyaman untuk semua,” tutup Afnan.
Dengan solusi konkret yang ditawarkan oleh pasangan Afnan-Singgih, diharapkan permasalahan sampah di Yogyakarta dapat teratasi secara sistematis dan berkelanjutan, sehingga Yogyakarta dapat terus menjadi kota budaya yang bersih dan ramah lingkungan.
Berkaitan dengan isu ekonomi, pasangan Heroe dan Pena menjelaskan isu-isu ekonomi strategis yang sangat relevan bagi masyarakat Kota Yogyakarta, terutama terkait Upah Minimum Regional (UMR) dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa peningkatan kesejahteraan pekerja di Yogyakarta adalah prioritas mereka, dimulai dengan mendorong peningkatan UMR yang adil dan berkelanjutan. “Kami memahami bahwa kebutuhan hidup di Yogyakarta terus meningkat, oleh karena itu kami berkomitmen untuk memastikan UMR dapat mengakomodasi kebutuhan dasar pekerja. Namun, peningkatan ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan ekonomi sehingga tidak membebani pelaku usaha, terutama UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi kota ini,” ujar Heroe.
Selain itu, Pena yang dikenal sebagai sosok yang peduli pada pengembangan ekonomi lokal, menambahkan bahwa sektor UMKM akan mendapat perhatian khusus dalam pemerintahan mereka. “UMKM bukan hanya penyerap tenaga kerja terbesar, tetapi juga penopang ekonomi masyarakat. Kami akan memastikan akses modal yang lebih mudah, mempercepat proses perizinan, dan memberikan pelatihan-pelatihan berbasis teknologi untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar yang lebih luas, khususnya dunia di pasar digital,” jelas Pena.
Pasangan Heroe dan Pena juga menegaskan bahwa pembangunan ekonomi di Yogyakarta harus inklusif dan berkeadilan, di mana kesejahteraan buruh dan pelaku usaha dapat tumbuh bersamaan. Mereka merencanakan sejumlah kebijakan untuk mendorong kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam rangka mendukung inovasi dan digitalisasi UMKM, sehingga mampu bersaing di era industri 4.0.
“Kami yakin, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja, Yogyakarta dapat menjadi kota yang lebih sejahtera dan mandiri secara ekonomi,” tutup Heroe.
Sedangkan pasangan Hasto dan Wawan, yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menyatakan komitmennya untuk menjadikan Kota Yogyakarta lebih aman dan sejahtera dengan fokus pada penyelesaian berbagai permasalahan sosial seperti peredaran minuman keras (miras), obat-obatan ilegal, kekerasan jalanan (klitih), pinjaman online ilegal (pinjol), dan judi online.
Pasangan ini menekankan bahwa maraknya fenomena sosial seperti miras dan klitih yang sering melibatkan kaum muda, harus ditangani dengan pendekatan komprehensif. Menurut Hasto, langkah-langkah preventif, termasuk pendidikan dan sosialisasi di sekolah-sekolah, serta penegakan hukum yang lebih tegas, akan menjadi prioritas utamanya.
“Yogyakarta adalah kota pendidikan, dan tidak seharusnya generasi mudanya terjebak dalam jeratan miras, obat-obatan terlarang, dan aksi klitih yang meresahkan. Kami akan berkolaborasi dengan aparat penegak hukum, sekolah, dan orang tua untuk memastikan anak-anak kita tumbuh di lingkungan yang sehat dan aman,” ujar Hasto.
Sementara itu, Wawan, calon Wakil Walikota yang mendampingi Hasto, menyoroti fenomena pinjaman online ilegal dan judi online yang semakin meresahkan warga. Menurutnya, akses mudah ke platform pinjol ilegal dan judi online telah memperburuk kondisi ekonomi masyarakat, terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah.
“Pinjaman online ilegal dan judi online adalah bom waktu bagi kesejahteraan keluarga. Kami akan memperkuat regulasi lokal, meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap penyedia layanan ilegal ini, serta memberikan pendampingan hukum dan edukasi keuangan bagi masyarakat yang sudah terjebak dalam situasi ini,” tegas Wawan.
Hasto dan Wawan mengusung visi membangun Yogyakarta yang tidak hanya aman secara fisik tetapi juga sejahtera secara sosial dan ekonomi. Dalam rangka itu, mereka berkomitmen untuk menciptakan program-program yang melibatkan komunitas lokal, akademisi, dan pemerintah dalam merumuskan solusi jangka panjang untuk isu-isu sosial ini.
Selain itu, pasangan ini juga mengedepankan pentingnya peran keluarga dalam mencegah perilaku menyimpang di kalangan remaja. Program pelibatan orang tua dalam pendidikan karakter dan kampanye anti-miras serta anti-klitih akan menjadi bagian dari strategi mereka dalam mengurangi angka kekerasan dan penyalahgunaan zat terlarang.
“Kami ingin membangun Kota Yogyakarta yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga kuat dalam aspek sosialnya. Ini adalah perjuangan kita bersama untuk menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang aman, berbudaya, dan bermartabat,” tutup Hasto.
Pasangan Hasto dan Wawan mengajak peserta Kopi Joss dan seluruh masyarakat Yogyakarta untuk bersama-sama bergerak mewujudkan perubahan yang signifikan, demi masa depan yang lebih baik dan lebih aman bagi generasi mendatang.
Takmir Masjid Jogokariyan sebagai pencetus acara Kopi Joss ini memberikan fasilitas dan doorprize, dimana sebagai bentuk apresiasi kepada peserta, dan menyediakan makan malam gratis dan doorprize untuk pertanyaan terbaik yang diajukan selama acara.
Kopi Joss ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk langsung berperan aktif dalam pembangunan Kota Yogyakarta. Disini warga bisa menyampaikan ide dan masukan kepada para calon pemimpin yang akan menentukan arah kebijakan di masa depan. Ini adalah momentum penting untuk mendukung perkembangan kota secara bersama-sama. (Ags)