KORAN MERAPI – Komunitas Teater Alam dan sejumlah sahabat menggelar acara doa bersama serta mengenang almarhum Azwar AN di Gedung Pertemuan Among Tonggo, Selokraman, Kotagede, Yogyakarta, Jumat malam (18/10/24). Acara ini jadi momen penting untuk mengingat perjalanan dan warisan Azwar AN di dunia teater.
Di 1000 hari kepergian Azwar AN, banyak rekan dan mantan murid yang hadir untuk memberikan penghormatan dan menunjukkan cinta mereka kepada sosok yang telah memberikan kontribusi besar pada dunia teater di Yogyakarta.
Para sahabat dan murid Azwar, seperti Merit Hendra, Yusman (seniman patung), Hadjar Pamadhi, Gede, Ani Wongso, dan Agus “Leyloor” Prasetyo, memberikan kesaksian tentang pengalaman mereka bersama Azwar AN. Merit Hendra, rekan sejawat di Teater Alam, mengungkapkan bahwa Azwar tidak pernah marah meski ada anggota yang kurang aktif, melainkan selalu menerima mereka kembali dengan tangan terbuka.
Ani Wongso, yang mengenal Azwar sejak 1974, menggambarkan Azwar sebagai sosok disiplin dan penuh perhatian terhadap murid-muridnya, terutama dalam latihan teater. Ia bahkan mengajarkan Ani teknik yoga pernapasan yang membuatnya tetap bugar di usia 72 tahun.
Gede, salah satu murid lainnya, merasakan kedekatan emosional dengan Azwar, yang dianggap lebih dari sekadar guru. Ia mengenang Azwar sebagai sosok yang sering berdialog dan mendorong murid-muridnya untuk mengekspresikan teater dengan interpretasi mereka sendiri.
Agus “Leyloor” Prasetyo, yang bergabung dengan Institut Seni Indonesia (ISI) angkatan 1978, menilai Azwar sebagai pribadi yang disiplin, humoris, dan peduli. Ia menanamkan nilai militansi, loyalitas, dan rasa memiliki terhadap Teater Alam, dengan penekanan bahwa teater tersebut milik semua anggotanya.
Azwar dikenal tegas dalam melatih, menggunakan metode unik seperti memberi hukuman bagi setiap kesalahan, dari menyapu hingga berlari keliling kampung. Pendekatannya yang disiplin membawa banyak mantan muridnya sukses di berbagai bidang. Warisannya menyebar melalui murid-muridnya, dan banyak anggota Teater Alam yang kemudian mendirikan sanggar teater baru.
Ia merupakan seorang tokoh teater yang dikenal sebagai pelopor, seniman, dan sutradara, meninggal pada 21 Desember 2021 di usia 84 tahun di Yogyakarta. Dikenal sebagai pendiri Teater Alam pada 1972, namanya erat terkait dengan kelompok teater yang masih eksis hingga kini.
Lahir di Palembang pada 6 Agustus 1937, Azwar mulai berkecimpung di dunia teater sejak remaja. Pada 1954, ia aktif di Teater Raden Intan dengan mementaskan drama di Lampung. Azwar pindah ke Yogyakarta pada 1962 dan memulai petualangan teaternya dengan bergabung dalam Teater Muslim, serta mendirikan Sanggar Sriwijaya pada 1964 dan aktif di ASDRAFI.
Ia juga terlibat dalam pendirian Bengkel Teater bersama W.S. Rendra dan terlibat dalam sejumlah pementasan terkenal. Setelah meninggalkan Bengkel Teater pada 31 Desember 1971, Azwar mendirikan Teater Alam pada 4 Januari 1972, yang menjadi wadah kreatif untuknya dan murid-muridnya. (**)