KORAN MERAPI – Ketua Umum PWI Pusat Hrndry Ch Bangun dengan tegas menyatakan bahwa pernyataan salah seorang wartawan senior Wina Armada ngawur.
Pernyataan yang disampaikan Wina itu seolah-olah yang bersangkutan tidak mengerti atau pura pura tidak tahu isi PD/PRT PWI.
Pernyataan Hendry selengkapnya yakni, jelas di PD PRT apabila keputusan Dewan Kehormatan tidak dilaksanakan maka diadakan Rapat Pleno Plus yang sudah terjadi dan menganulir keputusan Dewan Kehormatan. Keputusan Dewan Kehormatan tidak bersifat mengikat dan hanya bisa terealisasi apabila dieksekusi oleh Ketua Umum PWI Pusat.
Hal itu terlihat jelas di periode lalu, Ketua Dewan Kehormatan dan Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang dan Sasongko Tedjo memberhentikan Zulkifli Gani Ottoh tapi tidak dieksekusi Ketua Umum Atal S Depari, Zulkifli Gani Ottoh malah menjadi Steering Committe Kongres PWI ke-25 di Bandung, dimana Dewan Kehormatan hadir dan membuat laporan.
Kalau sudah bukan anggota PWI seharusnya Zulkifli Gani Ottoh tidak bisa menjadi Ketua Steering Committe. Jadi keputusan Dewan Kehormatan hanya rekomendasi. Begitu pula dengan Basril Basyar, yang dipecat Ilham Bintang dan Sasongko Tedjo, tidak dieksekusi Atal dan dia baru berhenti menjadi anggota PWI setelah dieksekusi Hendry Ch Bangun.
Wina Armada pura-pura tidak tahu atau apa? PWI DKI Jakarta tidak punya kewenangan memecat Hendry Ch Bangun , kecuali bila sebelumnya PWI DKI mendapat rekomendasi dari Sewan Kehormatan PWI DKI, lalu meneruskan ke Dewan Kehormatan PWI Pusat, dan oleh Dewan Kehormatan PWI Pusat direkomendasikan ke Ketua Umum PWI Pusat. Wina agar pelajari PD PRT untuk faham duduk persoalannya. (Rls)