KORAN MERAPI – Lomba merpati kolong biasa juga disebut merpati kolongan bisa rutin digelar di berbagai daerah. Lapak-lapak untuk latihan bersama merpati kolong pun kian banyak berdiri.
Hal tersebut menjadi alasan tersendiri bagi pria asal Krajan Godean Sleman, Bayu Saputra untuk mantap menerjuni budidaya merpati kolong, sejak sekitar dua tahun lalu.
Lebih spesial lagi, ia memilih merpati kolong jenis blontang atau perpaduan warna bulu-bulunya minimal ada dua warna, misalnya hitam kombinasi putih dan megan (kebiruan) dengan putih.
“Ada juga merpati kolong dengan warna kombinasi kemerahan atau gambir dengan putih, biasa juga disebut warna plangkok,” jelas Bayu, baru-baru ini.
Kriteria tak kalah penting, ungkapnya, induk merpati kolong baik yang jantan maupun betina, atau keduanya berasal dari trah juara. Asal trah/pembudidaya pertamanya cukup beragam, terutama masih dari Pulau Jawa.
Menurutnya, dengan membudidayakan merpati-merpati kolong trah juara, maka akan lebih besar peluang memperoleh keturunan merpati kolong dengan kualitas bagus, bermental juara serta banyak peminatnya.
Tak jarang, anakan umur antara satu hingga dua bulan sudah pindah kandang alias dibeli hobiis, pedagang hingga pemain/pelomba merpati kolong. Pada umur tersebut, merpati sudah mandiri/makan sendiri.
“Di tempat saya, anakan-anakan merpati umur kisaran sepuluh hari sudah diambil dari kandang induknya. Pemberian makannya dibantu manusia dengan model diloloh menggunakan spet,” terang Bayu.
Pakan untuk anakan merpati kolong dan dilolohkan menggunakan alat spet terutama campuran pakan ayam buatan pabrik kualitas bagus, ditambah beras merah giling serta air matang secukupnya.
Selain itu rutin diberi minyak ikan, seminggu sekali, biasanya setiap Sabtu. Ada pula vitamin B Komplek, seminggu dua kali (biasanya, Selasa dan Jumat) serta kalsium setiap hari.
Dengan pemberian pakan kualitas bagus tersebut, antara lain akan mendukung kesehatan, pertumbuhan serta kekuatan tulang-tulang anakan merpati kolong.
Lain halnya dengan induk-induk merpati kolong, pemberian pakan di kandang cukup sekali dalam sehari, yakni sebelum atau setelah Maghrib. Jenis pakannya jagung kristal utuh, sekitar 15 menit kemudian diberi pakan buatan pabrik dan 15 menit kemudian beras merah utuh.
“Terutama induk merpati kolong yang sudah memasuki masa kawin, dalam sehari dapat diumbar sekitar tiga puluh menit, secara bergantian per pasang,” beber Bayu.
Induk merpati kolong yang diumbar, biasanya langsung menuju lokasi berpasir yang disediakan di dekat komplek kandang. Bahkan memakan pasir, atau biasa disebut masin, yakni untuk memperkuat sistem pencernaan merpati. Adapun nama-nama trah induk merpati kolong yang dibudidayakan Bayu, antara lain ada Rampok, Tapak Budha, Arya Sinawung, Bima, Qyu-Qyu, Queen, Jaguar dan Gladiator. (Yan)