KORAN MERAPI – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam merayakan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) ke-116 akan menyelenggarakan beragam bakti sosial untuk pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah DIY pada 16-20 Mei 2024. Mengangkat tema ‘Sinergi dan Kolaborasi Untuk Neger’, salah satu rangkaian kegiatan diisi dengan seminar potensi jamu bagi masyarakat.
Ketua Umum Pengurus Besar IDI, DR Dr Moh Adib Khumaidi SpOT mengatakan, selama dua dekade terakhir ini pelayanan kesehatan tradisional semakin populer dan diminati masyarakat. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tradisional ini tercermin dari meningkatnya pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional baik oleh masyarakat maupun oleh penyedia layanan kesehatan.
“Tidak berbeda dengan obat modern, obat tradisional juga dapat dimanfaatkan dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif,” kata Adib, Jumat (17/5/2024).
Jamu sebagai obat tradisional warisan leluhur bangsa Indonesia merupakan bahan atau ramuan bahan yang dapat berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Budaya Sehat Jamu juga baru ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO dalam Sidang Ke-18 Komite Antar-pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda di Kasane, Botswana pada Desember 2023 lalu.
“IDI mendukung upaya untuk mengangkat budaya pemanfaatan kesehatan tradisional termasuk jamu, melalui saintifikasi jamu yang tetap berdasarkan pembuktian ilmiah (evidence based medicine) sesuai ketentuan yang ada di Peraturan Presiden Republik Indonesia No 54 tahun 2023 Tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu. Sosialisasi saintifikasi jamu ini merupakan salah satu bagian utama dari rangkaian kegiatan HBDI ke-116 di Yogyakarta,” jelasnya.
Ketua IDI Wilayah DIY, Dr Joko Murdiyanto Sp An MPH FISQua mengutarakan, selain seminar mengenai saintifikasi jamu, IDI Yogyakarta juga akan menyelenggarakan kegiatan bakti sosial operasi bibir sumbing di RSUD Sleman, serta operasi katarak dan paparan unggulan daerah binaan stunting IDI DIY di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta.
Para pasien yang akan dioperasi katarak dan bibir sumbing dalam kegiatan ini adalah pasien tidak mampu dan yang tidak memiliki asuransi apapun dan tidak memiliki BPJS.
“Kegiatan bakti sosial HBDI ke-116 secara serentak dilakukan di seluruh 462 IDI cabang dan 35 IDI Wilayah di seluruh Indonesia dalam bentuk beragam dan didukung oleh seluruh 96 perhimpunan profesi dan keseminatan di bawah naungan Pengurus Besar IDI,” ujarnya. (C-12)