KORAN MERAPI – Ery Widaryana, pria asli Bantul ini, Rabu (10/7/24) menyambut kunjungan tim Pubkom BPMP DIY di ruang kerjanya, Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Akhir pekan lalu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman ini mewakili Pemerintah Daerah menerima Anugerah Merdeka Belajar 2024 di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta.
Anugerah Merdeka Belajar merupakan apresiasi yang diberikan kepada pemerintah daerah yang berkomitmen dan membuat aksi nyata dalam melakukan peningkatan kualitas pendidikan. Pada kesempatan tersebut, berbagai capaian implementasi gerakan Merdeka Belajar di seluruh Indonesia mendapatkan pengakuan dan apresiasi.
Pada puncak penghargaan Anugerah Merdeka Belajar 2024, Pemerintah Kabupaten Sleman berhasil menyabet Anugerah Pendidikan Kategori Utama dalam kategori Transformasi SDM Pendidikan. Selain itu juga meraih penghargaan dalam kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan.
Penghargaan dari Kemdikbudristek ini tentu diraih melalui kinerja dan perjuangan segenap elemen pendidikan di Sleman. Kadinas Pendidikan Ery Widaryana, kepada Tim Pubkom BPMP DIY mengungkapkan berbagai inovasi aksi nyata di bidang pendidikan yang telah dilakukan jajarannya selama ini.
Transformasi SDM pendidikan di Sleman, menurut Ery diupayakan oleh Pemkab Sleman melalui program pengembangan professional guru secara serius dan massif. Pihaknya mengadakan peningkatan kompetensi untuk semua guru di Sleman, agar menjadi guru yang profesional dan memiliki komitmen tinggi untuk memberikan kontribusinya bagi pendidikan.
Selain itu, untuk kepala sekolah Ery juga melakukan pembinaan dengan setiap semester mengadakan program penguatan agar semakin professional. “Pemberdayaan Guru Penggerak di Sleman dengan diangkat sebagai Kepala Sekolah juga sudah dilakukan,” ujarnya.
Sebelumnya, pihaknya telah memberikan penguatan kepada para Guru Penggerak kompetensi manajemen pengelolaan sekolah. “Harapannya apa yang diperoleh dalam diklat Guru Penggerak kemudian dilengkapi dengan manajemen pengelolaan sekolah, menjadi bekal yang lengkap untuk melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah,” tandasnya.
Pemkab Sleman menurut Ery serius mendorong kontribusi para guru dan kepala sekolah, maka pihaknya memiliki kriteria untuk mengevaluasi kinerja mereka. “Keberhasilan sekolah menjadi indikator komitmen kepala sekolah dan para gurunya, karena inovasi yang ada di sekolah secara nyata adalah buah dari kontribusi mereka,” tegasnya.
Sebagai pembinaan motivasi dan pemberdayaan, maka setiap praktik baik dari kepala sekolah dan guru di Sleman harus ditularkan dalam kelompok belajar. “Kepala sekolah menularkan bagaimana praktik baik dalam mengelola sekolahnya, gurupun demikian harus menularkan inovasi pembelajaran kepada sejawatnya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, guru di Sleman yang memiliki banyak inovasi dan kompetensi unggul akan diberikan panggung sebagai narasumber kegiatan peningkatan kompetensi. Ery memberi contoh dalam pelatihan penyusunan soal, di sini guru dibina agar mampu menyusun soal yang baik.
“Kurikulum merdeka tidak diperbolehkan melakukan asesmen bersama, maka dari pelatihan ini muncul para guru yang berprestasi yang kemudian dibentuk tim untuk menyusun bank soalnya kabupaten Sleman,” katanya. Bank soal ini menurut Ery bisa dimanfaatkan semua sekolah yang di Sleman, yang disajikan dalam inovasi Sleman Berbagi.
“Dengan demikian satuan pendidikan dalam menyusun soal memiliki pedoman kualitas, sehingga sekolah tidak memberikan asesmen dengan soal yang seadanya,” tegasnya. Guna mendukung transformasi SDM pendidikan, di Sleman memiliki berbagai kebijakan kesejahteraan guru.
“Semua kegiatan guru di Sleman disupport dengan dana, termasuk kombel dalam setiap kegiatannya mendapat dukungan dana agar lebih mudah beraktifitas,” ujarnya. Sleman memberi apresiasi bagi guru yang berprestasi dengan dijadikan narasumber berbagai kegiatan, menurut Ery dalam peran ini mereka diberikan kompensasi, sehingga dapat menambah penghasilan.
Sleman tidak lepas dari masalah kekurangan guru, namun dalam transformasi SDM pendidikan, Pemkab memiliki komitmen memenuhinya melalui pembukaan formasi guru PPPK. “Bahkan sebelum ada PPPK, Sleman telah menyeleksi para GTT untuk diangkat sebagai PHL guru yang dibiayai pemda senilai UMK,” tegasnya.
Untuk membantu semua guru non ASN baik sekolah negeri dan swasta, Kabupaten Sleman memberi fasilitasi bantuan penyusunan dokumen pembelajaran. Sedangkan untuk PTT Tendik diberikan bantuan untuk penyusunan laporan pekarjaan. “Anggaran setahun untuk keperluan ini mencapai Rp. 73 M,” kata Ery.
Kepada para guru GTT dan PTT, sebagai wujud perlindungan maka oleh Kabupaten Sleman semuanya dijaminkan di BPJS Ketenagakerjaan, yang preminya dibayari oleh pemkab. Dalam pengelolaan pendidikan, Ery mendorong semua sekolah untuk melakukan inovasi.
Pemkab Sleman menurut Ery berupaya mengendalikan pengelolaan mutu sekolahnya dengan capaian prestasi dan inovasi. Pengelolaan pendidikan di Sleman dilaksanakan melalui 3 pilar pembangunan pendidikan.
Pertama, peningkatan pemerataan layanan akses pendidikan. Semua warga sleman usía sekolah harus bisa sekolah. Ery menjelaskan, bagi anak anak dari kelaurga miskin diberikan bantuan personal yang besarnya sama dengan PIP untuk kebutuhan pribadinya.
Pemkab Sleman juga tidak ingin ada anak yang putus sekolah, maka pihaknya memiliki program retrieval, ditarik lagi untuk kembali bersekolah dengan pembiayaan awal dicukupi, selanjutnya untuk operasionalnya melalui BOSDA. “Sleman BOSDA tidak hanya diberikan untuk sekolah di bawah kewenangan pemda, namun juga madrasah yang dibina kemenag, karena semua muridnya juga warga Sleman,” ujarnya.
Pilar pembangunan pendidikan yang kedua adalah peningkatan pemerataan mutu. Harapannya semua sekolah mutunya merata, kendati di era merdeka belajar tidak bisa dilakukan asesmen bersama, namun pengendalian mutunya harus tetap dilakukan.
“Dari penyusunan kurikulum, dokumen pembelajaran, bahkan Sleman memiliki bank soal yang terstandar yang bisa dipilih dan digunakan oleh sekolah-sekolah untuk melaksanakan asesmennya, ini sebagai pengendalian mutu,” jelasnya.
Selanjutnya yang terakhir adalah penguatan tata kelola. Melalui tata kelola yang baik maka dalam pelaksanaan BOS dan BOSDA di Sleman, Dinas Pendidikan dapat menyajikan laporan penyelenggaraan keuangan daerah di awal. “Semua heran kok Dinas Pendidikan bisa lebih awal, semua ini karena kita mendorong tata kelola anggaran selalu terselenggara dengan baik,” ungkap Ery. (***)