KORAN MERAPI – Seminar dan Lokakarya (Semiloka) yang diadakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY bidang ukhuwah dan kerukunan dengan tajuk “Ukhuwah Islamiyah antara Cita dan Realita” dilaksanakan pada Sabtu (23/11/24) di Gedung Prof. Dr. R. Soenarjo (Convention Hall) Lantai 1, UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto, Yogyakarta.
Prof Dr Machasin, selaku Ketua umum MUI DIY dalam sambutannya mengingatkan bahwa Ukhuwah islamiah adalah ikatan persaudaraan paling kuat dan paling abadi. “Ukhuwah ini melampaui sekat kesukuan, kekayaan, geografis seperti desa, kecamatan, provinsi bahkan batas negara. Ukhuwah islamiah tidak memandang rupa, warna kulit dan tak mengenal kasta, melainkan memandang manusia semata hanya karena kesamaan iman, disatukan oleh kalimat Allah yang Maha Tinggi, disucikan dari ambisi duniawi; semua bersatu sebagaimana Allah perintahkan dari dunia sampai akhirat,” jelasnya.
Ia menambahkan, ukhuwah islamiah lebih kuat dari persaudaraan sedarah, karena sekalipun sedarah jika berbeda Ilah, maka persaudaraan hanyalah bersifat lahiriah. Ukhuwah islamiah lebih kuat dari persaudaraan karena apapun, lebih mulia dari ikatan apapun,
karena diikat dengan perintah Tuhan. Berdasarkan petunjuk al-Qur`an dan Sunnah, ukhuwah islamiyah tidak hanya memiliki kedudukan yang sangat strategis, tetapi juga sangat fundamental dalam konteks aqidah.
Sementara itu Dr KH Zuhdi Muhdhor, ketua PWNU DIY juga ingatkan bahwa Ukhuwah islamiyah ini memiliki manfaat yang besar yang dapat meringankan
aktivitas kehidupan harian umat Islam, serta dengan ukhuwah pula akan ada banyak manfaat dan hikmah yang dapat diraih.
“Di masanya, Rasulullah SAW mengajarkan betul praktek kehidupan ukhuwah islmiyah kepada para sahabat dan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari,” paparnya.
Selanjutnya, Muh Ikhwan Ahada ketua PWM DIY juga menambahkan bahwa terekam dalam sejarah yaitu Suku Aus dan Khazraj yang mempunyai perseteruan sangat panjang yakni dalam 120 tahun, melalui manhaj al-Qur‟an surat Ali Imran: 103 dapat menyatukan mereka,”ucapnya.
Dia menambahkan, bahwa di dalam al-Qur’an dan hadis Nabi banyak menyinggung dan menekankan betapa
penting dan urgennya ukhuwah di dalam kehidupan sesama umat. Namun pada
kenyataannya ukhuwah islamiyah merupakan persoalan yang sulit terwujud. Umat Islam dan Negara-negara muslim tersekat-sekat oleh perbedaan teologi, ego politik, ekonomi dan kebangsaan. Negara yang mayoritas muslim seperti Iran, Arab Saudi dan sekian negara di Timur Tengah yang saling boikot adalah contoh nyata atas realitas itu.
“Pada ranah kehidupan sosial jama`ah, ukhuwah, persatuan dan kesatuan kita tercabik-cabik, sehingga banyak agenda besar umat Islam sulit untuk direalisasikan. Ini adalah salah satu
kegagalan yang berbahaya dan merupakan salah satu krisis terbesar yang diderita oleh umat Islam dewasa ini, akibatnya umat Islam terbelakang diberbagai bidang: ekonomi, politik, militer dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Sementara Dr Kholid Zulfa Sekretaris komisi Ukhuwah dan kerukunan MUI DIY menambahkan fakta fakta ukhuwah diantaranya realita yang dihadapi sekarang, banyak friksi yang terjadi karena hal-hal kerdil yang di-blow-up, berselisih tentang perbedaan remeh-temeh yang belum dipahami, sehingga perbedaan pandangan diantara sesama muslim kian meruncing sehingga
membuat tidak saling menjaga Ukhuwah Islamiyah.
“Dari keprihatinan terhadap lemahnya implementasi ukhuwah diantara umat Islam ini, mendorong Komisi Ukhuwah dan Kerukunan, MUI DIY bersama dengan berbagai elemen Ormas Islam berupaya
membangun kesadaran ukhuwah umat Islam, yang pada ujungnya dapat menguatkan kerukunan, mengokohkan persatuan, harmoni masyarakat Yogyakarta dan Indonesia,” katanya.
Tujuan Semiloka ini diharapkan dapat membantu pemikiran untuk Membangun kesadaran bersama akan pentingnya ukhuwah antar sesama organisasi
keagamaan (Islam) di Yogyakarta dan Menjalin silaturrahim antar ormas- ormas Keagamaan (Islam) di D.I. Yogyakarta dan menggugah kesadaran generasi muda Islam, akan pentingnya Ukhuwah di D.I. Yogyakarta dan Mencari solusi bersama dalam membangun ukhuwah dan kerjasama antar Organisasi
Keagamaan (Islam) di Yogyakarta.
Target dari kegiatan ini adalah terselenggaranya silaturahim antar berbagai Ormas-Ormas Islam dan kepemudaan di Yogyakarta dan Terbangunnya kesadaran Ormas-Ormas Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam, akan pentingnya Ukhuwah Islamiyah dan terbentuknya forum komunikasi antar Ormas Islam dan Organisasi kemudaan Islam di Yogyakarta. (KM-A)