KORAN MERAPI – Komisi Ekonomi dan Bina Sejahtera Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sukses menyelenggarakan Seminar dan Lokakarya dengan tema “Membangun Ekosistem Halal Menuju Yogyakarta Pusat Halal Indonesia”. Acara ini berlangsung pada hari Selasa, 26 November 2024, di Ballroom Hotel Burza Jogokariyan Yogyakarta dan dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, pebisnis, komunitas, lembaga keuangan syariah, pemerintah, dan media (ABCGFM).
Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Panitia, Jumarodin, MM yang menyampaikan pentingnya pengembangan ekosistem halal sebagai langkah strategis untuk menjadikan Yogyakarta sebagai pusat ekonomi halal di Indonesia. Dalam sambutannya, beliau juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi semacam gerakan ekonomi berjamaah/ bersama antar sektor untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Sambutan yang juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI DIY, KH Dr. Zuhdi Muhdhor, menekankan bahwa penguatan ekonomi halal tidak hanya bermanfaat bagi umat Muslim, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Beliau berharap kegiatan ini dapat membuka peluang baru dalam pengembangan ekonomi syariah di Yogyakarta.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari enam narasumber yang ahli di bidang masing-masing.
Sebagai pemateri pertama Drs. Tazbir Abdullah, MSi (Penasehat KADIN DIY) dengan materi berjudul “Model Halal Tourism di DIY”, yang membahas potensi dan peluang pariwisata halal di Yogyakarta sebagai destinasi wisata berbasis syariah yg perlu dikelola makin baik lagi agar menjadi pusat halal Indonesia.
Menurut Drs. H. Syafarudin Alwi, MSI (FEB UII) sebagai pemateri kedua yang menyampaikan materi “Model Penguatan Fungsi DPS di DIY”, dengan fokus pada penguatan Dewan Pengawas Syariah dalam mendukung operasional lembaga keuangan syariah di DIY.
Selanjutnya Khabib Soleh, SE, MBA (Direktur BPRS UII) pemateri ketiga dengan materi “Model BPRS yang Ramah dan Murah Layanannya di DIY”, yang mengulas cara-cara pengelolaan BPRS yang efisien dan berdampak pada anggota dan masyarakat.
Kemudian Prof. Dr. Edy Suandi Hamid (Ketua MES DIY dan Rektor UWMY) pemateri keempat memaparkan dengan materi “Model Penguatan UMKM Syariah lewat Pendidikan (Literasi) dan Pendampingan”, yang memberikan wawasan mengenai pentingnya pendidikan dan pendampingan untuk pengembangan UMKM berbasis syariah.
Selanjutnya Dr. Riduwan (Dosen Keuangan Syariah FAI UAD) pemateri kelima yang memaparkan “Model BMT yang Memberdayakan UMKM lewat Kegiatan Ekonomi Berjamaah”, dengan fokus pada Baitul Maal wat Tamwil sebagai sarana pemberdayaan ekonomi umat untuk mengentaskan kemiskinan.
Pemateri keenam, M. Jazir ASP (DKM Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta) dengan materi “Model Pengembangan Wakaf sebagai Ukuran Keberhasilan Dakwah Berbasis Masjid”, yang membahas bagaimana wakaf dapat digunakan sebagai instrumen pemberdayaan umat dan kemakmuran masjid, dengan wakaf produktif, dimana Masjid Jogokariyan akhirnya memiliki sawah dan hotel.
Di akhir acara, dilakukan sesi Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dipandu oleh Sutrisno, PhD dari Panitia. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk merumuskan langkah-langkah konkret yang bisa diambil dalam mengembangkan ekosistem halal di Yogyakarta. Rencana tindak lanjut ini diharapkan menjadi acuan untuk memperkuat kolaborasi antara berbagai pihak dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan ekonomi syariah di DIY.
Seminar dan Lokakarya ini menjadi ajang yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan kerjasama antara berbagai pihak dalam membangun Yogyakarta sebagai pusat ekonomi halal di Indonesia. Para peserta berharap agar kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan untuk memperkuat ekosistem halal di wilayah ini.(Ags)