KORAN MERAPI – Negara Kesatuan Republik Indonesia lahir dari hasil perjuangan dan pengorbanan harta, jiwa, raga para pahlawan bangsa, baik yang dikenal maupun tidak dikenal, baik yang mendapat gelar pahlawan dari negara, maupun yang tersembunyi dan tidak dikenal. Para pelaku Sumpah Pemuda adalah pahlawan bangsa, perjuangan dan pengorbanan mereka untuk mencapai kemerdekaan bangsa berbuah manis, bangsa Indonesia dapat merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Jasmerah merupakan akronim dari “Jangan sekali-kali melupakan sejarah” atau “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” (Presiden Soekarno).
Adalah Ki Sugondo Joyopuspito sebagai salah satu pelaku sejarah, memimpin Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Beliau lahir 22 Februari 1905 di Tuban. Ayahnya Kromosarjono, seorang Penghulu dan Mantri Juru Tulis di Tuban, Jawa Timur. Ki Sugondo Joyopuspito tamat sekolah di Holland Indische School (HIS) Tuban pada tahun 1918, kemudian pada tahun 1922 lulus di Meer Uitgebried Lder Ondewijs (MULO) Surabaya dan tamat di Agleemeene Midelbar School (AMS) Yogyakarta pada tahun 1925. Ketika melanjutkan pendidikan di Rechts Hooge School (Sekolah Tinggi Hukum) Jakarta, pada tahun 1926 Ki Sugondo Joyopuspito bersama-sama beberapa mahasiswa Rechts Hooge School dan Stovia (Sekolah Kedoteran) mendirikan Perhipunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPI), beliau menjadi Sekretaris kemudian terpilih sebagai Ketua PPPI.
Tujuan PPPI berusaha menyatukan berbagai organisasi kepemudaan melalui fusi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mencapai kemakmuran bangsa. Berawal aktif berdiskusi bersama pelajar lainnya di Indonesisch Club Gebow, Ki Sugondo Joyopuspito menjadi aktivis pada Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926.
Pada Kongres Pemuda II di Jakarta, 27-28 Oktober 1928 Ki Sugondo Joyopuspito terpilih sebagai Ketua, atas persetujuan Drs. Mohammad Hatta dan Ir Soekarno. Kongres Pemuda 1928 yang dipimpin Ki Sugondo Joyopuspito menyetujui tiga butir sebagai tanda persatuan, yaitu: (1) Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, tanah Indonesia; (2) Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, Bangsa Indonesia; Kami Poetra dan Poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, Bahasa Indonesaia. Selain menyetujui hal tersebut, Ki Sugondo Joyopuspito secara elegan dan diplomatis mempersilakan WR Supratman memperdengarkan Lagu Kebangsaan: Indonesia Raya ciptaan WR Supratman melalui biolanya.
Perjuangan Ki Sugondo Joyopuspito setelah memimpin Kongres Pemuda 1928 kembali ke Yogyakarta menjadi Pamong Tamansiswa, kemudian menjadi Ketua Perguruan Tamansiswa Cabang Bandung tahun 1932 dan sebagai Pamong Tamansiswa di Semarang tahun 1936. Sedangkan perjuangan di luar Tamansiswa, Ki Sugondo Joyopuspito menjadi Direktur Kantor Berita ANTARA pada tahun 1941, yang Redakturnya Adam Malik. Di zaman pendudukan Jepang, pada tahun 1942 Ki Sugondo Joyopuspito menjadi Pegawai Tinggi di Departeman Kehakiman Jakarta.
Selanjutnya pada tahun 1945-1950 Ki Sugondo Joyopuspito menjabat sebagai Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP), kemudian pada masa Kabinet Halim Tahun 19150 beliau diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Pembangunan Masyarakat RI.
Ki Sugondo Joyopuspito wafat pada tanggal 23 April 1978 di Yogyakarta, dimakamkan di makam Keluarga Besar Tamansiswa “ Taman Wijaya Brata”, Celeban, Yogyakarta. Atas jasa-jasanya sebagai Ketua Kongres Pemuda II, Ki Sugondo Joyopuspito menerima Piagam Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama (Tahun 1978) dan Piagam Tanda Kehormatan Perintis Pergerakan Kemerdekaan RI ( Tahun 1992) dari Presiden Soeharto. Selanjutnya pada tahun 2012, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI mengbadikan namanya “Wisma Soegondo Djojopoepito” gedung Pertemuan Pemuda di Cibubur, Jawa Barat.
Menpora RI Andi Alfian Mallarangeng ketika beriziarah ke makam Ki Sugondo Joyopuspito di Taman Wijaya Brata, tanggal 28 Oktober 2012, mengucapkan terima kasih kepada Tamansiswa yang telah merawat dengan baik makam tokoh Kongres Pemuda II Ki Sugondo Joyopuspito yang berhasil menelorkan modal wacana Keindonesiaan sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI dan kita lengah mengusulkan Ki Sugondo Joyopuspito sebagai Pahlawan Nasional.
Karena Sekretaris Kongres Pemuda II Mr. Muhammad Yamin dan Adam Malik, sebagai Yuniornya Ki Sugondo Joyopuspito di kantor LKBN “ANTARA”, sudah mendapat gelar Pahlawan Nasional. Menpora KRMT Roy Suryo Notodiprojo ketika menjadi nara sumber Sarasehan di Tamansiswa pada tahun 2013 mendukung Ki Sugondo Joyopuspito diusulkan mendapat gelar Pahlawan Nasisonal. Demikian juga Ki Sarmidi Mangunsarkoro, salah satu pembicara tentang Pendidikan Nasional pada Kongres Pemuda II, telah mendapat gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada Tahun 2011.
Bangsa Indonesia setiap tahun memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. Semoga Ketua Kongres Pemuda II Ki Sugondo Joyopuspito mendapat pengakuan dari Pemerintah dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
(Ki R. Bambang Widodo. S.Pd., M.Pd., Waketum I Asosiasi Museum Indonesia/Salah satu pencetus ide Ki Sarmidi Mangunsarkoro diusulkan menjadi Pahlawan Nasional).