KORAN MERAPI – Hujan deras yang mengguyur wilayah lereng Gunung Merapi mengakibatkan banjir bandang di beberapa sungai. Salah satunya adalah Sungai Sempor yang berada di Kapanewon (kecamatan) Turi dan sekitarnya.
Banjir yang datang secara tiba-tiba itu mengagetkan warga sekitar bantaran sungai. Masyarakat yang mengetahui bahwa telah terjadi bencana banjir bandang, mereka memberi peringatan dengan memukul kentongan.
Meski begitu, tidak sedikit warga yang sedang melakukan aktivitas di Sungai Sempor, menjadi korban karena hanyut oleh derasnya aliran sungai. Mereka tidak ada waktu untuk menyelamatkan diri karena air datang secara tiba-tiba.
Mendengar telah terjadi bencana alam banjir bandang di Sungai Sempor yang memakan korban, jajaran Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman mengerahkan relawannya untuk mencari dan mengevakuasi para korban.
Dengan sigap, relawan PMI Sleman langsung terjun ke lokasi dengan membawa berbagai fasilitas seperti perahu karet, mobil ambulans, dragbar (tandu) dan perlengkapan lain.
Penyelamatan korban bencana banjir bandang ini terlihat pada simulasi respons tanggap darurat bencana yang digelar oleh PMI Sleman di bantaran Sungai Sempor, Desa Wisata Kembangarum, Turi, Sleman, Minggu (28/4/2024).
Ketua Panitia Simulasi, Tri Joko Saptono menjelaskan, agenda ini digelar dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Tahun 2024 yang jatuh pada 26 April.
“Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional tepatnya pada 26 April yang telah ditetapkan dengan Undang-undang No. 24 Tahun 2027 Tentang Penanggulangan Bancana,” kata Tri Joko.
Dijelaskan, peserta simulasi ini sebanyak 160 orang yang berasal dari jejeran PMI tingkat kapanewon se-Kabupaten Sleman, korps sukarela (KSR) dan tenaga sukarela (TSR) baik dari maskas PMI Sleman maupun perguruan tinggi.
Simulasi yang dilakukan adalah pertolongan kepada musibah bencana alam banjir bandang. Peserta akan melakukan pertolongan kepada korban yang dimulai dari pencarian korban hingga dirujuk ke rumah sakit.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana ini menegaskan, kegiatan serupa akan dilaksanakan satu tahun dua kali dengan materi kebencanaan yang berbeda-beda sesuai potensi bencana yang sering terjadi di lokasi tersebut. Sehingga dapat dilaksanakan lebih maksimal dan tepat.
Peserta yang terlibat dalam simulasi ini kedepan diharapkan menjadi lebih sigap dan tepat dalam menangani korban dari berbagai macam bencana alam khususnya yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman. Ada pula yang sebagian menjadi Training of Trainer (ToT) kebencanaan.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua PMI Sleman, Jazim Sumirat menyampaikan, sebagai relawan PMI Sleman diharapkan harus siap siaga dalam kesempatan apapun. Pasalnya, bencana tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi.
“Bencana alam tidak dapat kita prediksi. Maka, kita harus waspada dan terus siaga untuk meminimalisir dampak bencana alam khususnya korban jiwa,” ujarnya.
Selain itu, peserta simulasi juga agar memberi edukasi kepada masyarakat terkait kebencanaan. Bekerja sebagai relawan harus selalu siap dan iklas dalam menjalankan tugas. (Awn)