KORAN MERAPI – Pemerintah Kabupaten Sleman meluncurkan perangko seri penanda kota bergambar Buk Renteng. Agenda ini sekaligus menjadi kado Hari Jadi ke-108 Kabupaten Sleman pada 15 Mei 2024.
Peluncuran perangko Buk Renteng ditandai penandatanganan berita acar oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dengan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria, di Pendopo Parasamya Pemkab Sleman, Kamis (16/5/2024) malam.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan gambar perangko buk renteng oleh Kustini, Nezar Patria, Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi dan Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia Fadli Zon.
Kustini Sri Purnomo menyampaikan, peluncuran perangko Buk Renteng merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi ke-108 Kabupaten Sleman. Dipilihnya Buk Renteng karena infrastruktur saluran air buatan Belanda itu memiliki nilai historis dan berperan penting bagi sektor pertanian di Sleman.
“Buk Renteng adalah nama lain sebuah cagar budaya berupa saluran irigasi kuno selokan Van Der Wijck buatan Belanda yang berada di Sleman Barat,” katanya.
Dijelaskan, perkembangan Kabupaten Sleman khususnya wilayah Barat, dari masa ke masa tak bisa dipisahkan dari keberadaan selokan air Van der Wijck. Selokan yang airnya dari aliran Sungai Progo, dibangun pada tahun 1909 masa Hindia Belanda.
“Tahun ini, usia Kabupaten Sleman sendiri pada 15 Mei 2024 menginjak 108 tahun. Artinya, Buk Renteng itu dibangun setahun setelah Kabupaten Sleman berdiri,” ungkapnya.
Dinilai dari fungsinya, sejak dibangun hingga saat ini Buk Renteng memiliki peran sangat besar dalam pembangunan pertanian. Sebab, aliran selokan tersebut bermanfaat untuk mengairi lahan sawah pertanian sekitar 20.000 hektare yang berada di wilayah Sleman barat.
“Buk Renteng ditempatkan sebagai penanda masa Sleman yang berkembang dari sebuah kawasan agraris, tumbuh sebagai penopang industri gula di Yogyakarta,” imbuhnya.
Disisi lain, keberadaan Buk Renteng juga menjadi salah satu destinasi wisata heritage yang unik dan perlu dipromosikan lebih lanjut. Salah satunya dengan telah diselenggarakannya acara tahunan wisata dan budaya bertajuk Festival Van Der Wijck.
“Festival Van Der Wijck mengaktualisasikan kebudayaan Buk Renteng dengan kolaborasi wisata kreatif, seni, budaya, kuliner dan UMKM yang bermanfaat untuk menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar,” ujarnya.
“Prangko Buk Renteng ini kami harap juga turut mempromosikan bangunan cagar budaya yang selama ini memiliki peran penting dalam mewujudkan Yogyakarta sebagai daerah lumbung pangan,” sambungnya.
Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria menegaskan, Buk Renteng telah diakui menjadi salah satu ikon bagi Kabupaten Sleman. Infrastruktur irigasi dengan panjang 17 kilometer itu memiliki fungsi sebagai pengairan area persawahan.
Oleh karenanya, Nezar mendukung inisiatif Pemkab Sleman dalam memilih Buk Renteng sebagai ikon perangko penanda kota. Sebab saluran irigasi yang sudah berusia ratusan tahun itu memiliki nilai historis, edukatif serta informatif.
“Perangko Buk Renteng ini tentunya juga bisa digunakan sebagai promosi wisata dan menjadi koleksi bagi para filatelis,” katanya.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi mengungkapkan, perangko asal Indonesia sampai saat ini masih sangat diminati oleh para filatelis baik nasional maupun internasional. “Melalui perangko, masyarakat juga dapat belajar tentang kesenian, budaya, flora fauna, sejarah hingga infrastruktur,” katanya.
Dalam peluncuran perangko Buk Renteng, PT Pos Indonesia akan berperan sebagai agen penjualan bagi filatelis dunia. “Perangko Indonesia sangat diminati filatelis luar negeri karena unik dan tidak ada yang menyamai negara lain,” ujar Faizal. (Awn)