KORAN MERAPI – Dalam upaya mendukung perkembangan industri batik di Kota Yogyakarta, Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM (Perinkopukm) Kota Yogyakarta menginisiasi pembentukan Paguyuban Batik. Acara ini dihadiri oleh 33 pengrajin batik dari berbagai wilayah di Kota Yogyakarta dan berlangsung di Batik Elok Iwon, Taman KT 1/421, Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, Yogyakarta, Jumat (6/3/2025) sore.
Heri Karuniawan, ST, selaku Pembina Industri dari Dinas Perinkopukm Kota Yogyakarta, hadir dan memberikan arahan dalam pembentukan paguyuban ini. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya membentuk koperasi konsumen sebagai wadah bagi para pengrajin batik untuk saling mendukung dan berkembang bersama.
“Mari kita fokuskan pada bentuk koperasi konsumen untuk paguyuban batik ini, yang nantinya bisa terus berjalan dan berkembang tanpa batasan jumlah modal awal. Kami berharap koperasi ini dapat difasilitasi dan didaftarkan secara resmi ke depan, sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih luas bagi anggotanya,” ujar Heri Karuniawan.
Lik Iwon, sebagai penggagas paguyuban ini, menyampaikan harapannya agar komunitas ini menjadi wadah kolaborasi bagi para pengrajin batik. “Semua bisa terjadi dan dikerjakan bersama dalam paguyuban ini. Tidak ada alasan untuk tidak bisa, karena di sini ada banyak maestro batik yang siap berbagi ilmu dan pengalaman,” katanya.
Pemilihan nama “Sarwa Mangesti” juga menjadi bagian penting dalam pembentukan paguyuban ini. Nama ini diambil dari bahasa Jawa Kuna, di mana “Sarwa” berarti “semua” atau “universal”, dan “Mangesti” berarti “kesejahteraan” atau “kemakmuran”. Dengan demikian, “Sarwa Mangesti” dapat dimaknai sebagai “Kesejahteraan dan Kemakmuran untuk Semua”, mencerminkan semangat persatuan dan kesejahteraan bagi seluruh anggotanya.
Dalam kesempatan yang sama, Sumargandi, Matri Pamong Praja Kemantren Kraton Yogyakarta, turut mengapresiasi terbentuknya paguyuban ini. Ia menyatakan bahwa paguyuban ini memiliki potensi besar dalam pengembangan batik, terutama di lingkungan Taman Sari dan sekitarnya.
“Paguyuban ini dapat menjadi wadah yang memperkuat industri batik di Kota Yogyakarta sebagai Kota Wisata dan Kota Budaya. Dengan ciri khas yang dimiliki, diharapkan batik dari paguyuban ini mampu bersaing di pasar yang lebih luas dan semakin memperkuat identitas Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia,” ungkapnya disampaikan ke koranmerapi.id.
Sebagai bentuk komitmen awal, paguyuban ini telah memilih jajaran kepengurusannya dengan susunan sebagai Ketua: Lik Iwon, Sekretaris: Vipia Y dan Bendahara: Harsoni P
Paguyuban Batik “Sarwa Mangesti” resmi berdiri pada 6 Maret 2025 dengan berazaskan Pancasila, kekeluargaan, kebersamaan, dan persatuan demi kemajuan bersama. Dengan adanya paguyuban ini, diharapkan pengrajin batik di Yogyakarta dapat terus berkembang, berdaya saing, dan semakin memperkuat identitas batik sebagai warisan budaya yang mendunia. (Ags)