KORAN MERAPI – Paguyuban Batik Sarwa Mangesti melakukan audiensi dengan Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM (Perinkopukm) Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo, pada Rabu siang (16/4/2025) di Ruang Ontowijoyo, Kompleks Balai Kota Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya awal membangun sinergi dalam mendukung pengembangan potensi pembatik di Kota Yogyakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Paguyuban, S. Iwan Setiawan yang akrab disapa Lik Iwon, memperkenalkan jajaran pengurus Paguyuban Batik Sarwa Mangesti yang baru saja berdiri pada 6 Maret 2025.
Ia menjelaskan bahwa pendirian paguyuban ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk menghadirkan wadah kolektif guna menampung karya-karya para pembatik, sekaligus sebagai pijakan awal membentuk koperasi konsumen bagi para anggota kedepannya.
“Kami ingin para pembatik di Kota Yogyakarta memiliki tempat untuk berkarya, berjejaring, dan bisa meningkatkan kesejahteraan bersama. Salah satu langkah strategis adalah membentuk koperasi yang mampu menjadi pusat koordinasi, penyedia bahan, hingga sarana dan prasarana,” jelas Lik Iwon.
Kadis Perinkopukm Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo, mengapresiasi inisiatif pendirian Paguyuban Batik Sarwa Mangesti. Ia menyampaikan bahwa selama ini banyak orang mengenal daerah lain seperti Kulon Progo, Bantul, Sragen, atau Klaten sebagai sentra batik dan pesan batik, padahal di Kota Yogyakarta sendiri terdapat sekitar 230 pembatik aktif yang perlu mendapatkan perhatian dan ruang lebih besar.
“Paguyuban ini harus menjadi motor penggerak agar para pembatik bisa maju bersama. Jangan hanya semangat di awal. Harus sembada, dimulai dari program nyata yang berpihak pada para pengrajin batik,” ujar Tri Karyadi.
Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan manfaat yang nyata bagi para pembatik kota.

Tri Karyadi juga menyampaikan bahwa Pemkot Yogyakarta akan mendukung penuh pengembangan motif khas Segoro Amarto sebagai identitas batik kota, melalui penunjukan kurator ahli batik dan rencana peraturan wali kota (Perwal) terkait produksi batik segoro amarto.
Sementara itu, Sigit Dwinanto dari Bidang Koperasi Dinas Perinkopukm Kota Yogyakarta turut menjelaskan prinsip-prinsip dasar koperasi, termasuk asas keterbukaan yang tercantum dalam AD/ART.
Ia juga memaparkan jenis koperasi yang dapat dikembangkan, baik koperasi riil (jasa, pemasaran, konsumen, dan produsen) maupun non-riil seperti koperasi simpan pinjam.
Audiensi ini menjadi momentum penting untuk, menyampaikan aspirasi langsung dari para pembatik, menjalin komunikasi strategis dengan pemerintah kota, memperoleh dukungan dan rekomendasi, mendapatkan informasi kebijakan secara langsung, meningkatkan legitimasi program paguyuban, serta menunjukkan keseriusan dan profesionalisme pengurus.
Sedangkan susunan Pengurus Paguyuban Batik Sarwa Mangesti sebagai berikut :
Ketua: S. Iwan Setiawan (Lik Iwon)
Sekretaris: Vipia Yanuachandra L.
Bendahara: Harsoni Pramutanto
Bidang-bidang meliputi: Program dan Kegiatan, Koordinator: Herru Pontjo Nugroho, Anggota: Tri Wahyono, Humas, Koordinator: Agus Susanto, Anggota: Srie Megajanti dan Nurul Monica
Sumber Daya Manusia, Koordinator: Hj. Indah Sri Achdiati, Anggota: Dwi Hartini, Siti Nur Wijiati / Atik Harley, Rizqie Dwi Ardhianto, Budi Suryanto
Pengembangan Organisasi, Koordinator: Darsini / Paijem, Anggota: Triyana Asmarawari dan Heny Kurnia dan Keuangan dan Sponsorship, Koordinator: Tuliswati.
Paguyuban Batik Sarwa Mangesti diharapkan menjadi penggerak baru dalam penguatan ekonomi kreatif, khususnya sektor batik, dan menjadi simbol kebangkitan pembatik Kota Yogyakarta di tengah tantangan zaman. (Ags)