KORAN MERAPI — Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lokal. Salah satunya melalui pengembangan Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang tersebar di berbagai Kelurahan dan Kemantren (Kecamatan),
Sentra IKM merupakan sekelompok unit usaha yang berlokasi dalam satu area, terdiri dari sedikitnya lima pelaku usaha, yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis, dan/atau menjalankan proses produksi yang serupa. Sentra ini menjadi strategi konkret untuk meningkatkan daya saing produk lokal dan menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
Sejak tahun 2021, berdasarkan Keputusan Walikota Yogyakarta No. 344, telah ditetapkan sebanyak 30 Sentra IKM yang tersebar di 14 Kemantren di Kota Yogyakarta. Namun, Pemerintah Kota memiliki visi yang jauh lebih besar: menghadirkan minimal 3 sentra di setiap kelurahan (kuliner, craft, dan fashion). Dengan total 45 kelurahan. Sentra IKM, yang berarti masih dibutuhkan pengembangan 100-an sentra baru.
“Kami menyadari bahwa semua kampung dan kelurahan sedang mencari keunikan yang bernilai ekonomi. Sehingga keunikan tersebut bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” ujar Heri Karuniawan, ST, Plt. Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta, hal ini disampaikan ke wartawan koranmerapi.id pada Selasa (22/4/25) di Ruang Pamer 1, Lantai 1 Gedung PDIN di Jl. C. Simanjuntak Yogyakarta.
Untuk itu, sinergi lintas sektor menjadi kunci. Pemerintah Kota melalui Dinas terkait terus membina serta mendorong koordinasi antara OPD, Kelurahan, Kemantren, hingga DPRD. Salah satu bentuk sinergi adalah melalui kamus usulan program yang dapat diajukan lewat Musrenbang dan Pokok Pikiran (Pokir) DPRD, khususnya untuk penumbuhan sentra baru maupun penguatan sentra yang telah ada.
Salah satu contoh nyata inisiatif ini adalah Kelompok Rintisan Sentra Ecoprint Natural Jogja yang berlokasi di Jl. Mondoliko No. 854 RT 43/12, Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Dikoordinatori oleh Ibu Made, kelompok ini beranggotakan puluhan ibu-ibu yang sebagian besar telah mandiri secara ekonomi. Mereka fokus pada produksi ecoprint alami yang ramah lingkungan sekaligus memiliki nilai estetika tinggi.
Sentra ini tidak hanya menjadi ruang produksi, tetapi juga menjadi wahana pembelajaran, pemberdayaan perempuan, dan penggerak ekonomi lokal berbasis komunitas. Diharapkan keberadaan kelompok ini dapat mendorong tumbuhnya sentra-sentra lain dengan potensi dan kekhasan masing-masing wilayah.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Sentra IKM menjadi motor penting dalam membangkitkan perekonomian Yogyakarta yang inklusif dan berdaya saing. (***)