KORAN MERAPI – Program Praktisi Mengajar pekan lalu melibatkan sebanyak 7.350 praktisi. Keterlibatan praktisi dalam proses belajar-mengajar akan dapat memberikan banyak manfaat.
Antara lain, bisa menciptakan kelas yang kolaboratif dan partisipasif. Bahkan, kolaborasi praktisi dan dosen dapat menambah wawasan mahasiswa guna membentuk SDM yang unggul serta mampu bersaing secara global.
Demikian diungkap Kepala Program Praktisi Mengajar Angkatan IV Tahun 2024, Gamaliel Alexander Emil Waney saat sambutan penandatanganan MoU Program Praktisi Mengajar Angkatan IV Tahun 2024 di Ruang Graha Utama Gedung A, Kemenristek RI, pekan lalu.
Dijelaskan pula oleh Gamaliel, Program Praktisi Mengajar merupakan program yang diinisiasi oleh Kemenristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Republik Indonesia. Tujuannya, antara lain agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja.
Sementara itu Koordinator Program Praktisi Mengajar Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Ozzi Suria ST MT menjelaskan, UMBY termasuk yang dinyatakan lolos mendapatkan pendanaan Program Praktisi Mengajar Angkatan IV Tahun 2024.
Dua dosen yang lolos, yaitu Elysa Hartati SPd MPd dan Heribertus Binawan SPd MPd. Kebetulan semuanya berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMBY.
“Dengan Program Praktisi Mengajar, UMBY mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan kelas kolaborasi dengan praktisi yang relevan di bidangnya sebanyak tiga kelas,” ungkap Ozzi.
Menurutnya, di UMBY Program Praktisi Mengajar akan berlangsung selama satu semester pada Tahun Ajaran 2023/2024. Adapun praktisi yang terlibat, sebagai berikut: Rizal dari SMA Unggul Darussaadah Kluet Raya Provinsi Aceh pada mata kuliah Instructional Language Learning Assessment dengan pengampu, Elysa Hartati SPd MPd.
Kemudian Aiesa Qonita Mar’ati dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada mata kuliah Translation-Interpreting dengan pengampu Elysa Hartati SPd MPd. Selanjutnya, Normalia dari Sekolah Inklusi SMA Muhammadiyah 10 Surabaya pada mata kuliah Teaching English for Special Needs dengan pengampu Heribertus Binawan SPd MPd.
Ditambahkan Ozzi, kerja sama antara dosen dan praktisi diharapkan dapat memungkinkan pengintegrasian teori dan praktek dengan lebih efektif, sehingga memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa tentang aplikasi ilmu pengetahuan di dunia kerja.
“Kami berharap pelaksanaan kelas kolaborasi di Program Praktisi Mengajar dapat mendukung kualitas akademik di UMBY. Tak hanya memberikan perspektif industri yang berharga kepada mahasiswa saja,” ungkapnya.
Namun, sebut Ozzi, juga dapat memperkuat reputasi akademik perguruan tinggi setempat, sebagai lembaga yang mendukung inovasi dan kolaborasi antara akademia dan industri.
“Semoga di Program Praktisi Mengajar ke depannya, semakin banyak dosen dan mahasiswa dari UMBY yang bergabung, lolos seleksi serta mendapatkan banyak manfaat dengan program ini,” harapnya. (Yan)