KORAN MERAPI – Peci merupakan aksesoris untuk kepala paling umum digunakan bagi kaum muslimin dan terus berkreasi untuk atribut keseharian masyarakat Indonesia.
Disatu sisi, peci mempunyai corak ragam motif dengan design material dan bahan-bahan tertentu.
Salah satu produk peci yang memfokuskan pengembangan motif dan corak warisan budaya adalah Peci Batik Jogokariyan.
Pemilik Peci Batik Jogokariyan , Jardiyanto (49) yang beralamatkan di Jalan Suripto, Kelurahan Mantrijeron Kemantren Mantrijeron Kota Yogyakarta mengatakan bahwa produk Peci Batik Jogokariyan itu muncul ide membuat peci saat ia mengikuti pelatihan lembaga pemberdayaan masyarakat kota, yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2015 lalu.
“Saat pelatihan, masing-masing peserta mendapatkan tugas untuk membuat produk inovatif, lalu saya ada ide mebuat peci batik. Setelah dikasih tugas sama mentor tersebut, produk saya langsung di review. Alhamdulillah hasilnya positif jadi langsung di dorong untuk bisa dikembangkan,” ucapnya kepada Koran Merapi di tempat usahanya, Selasa (26/3/24).
Usaha yang dijalani ini pun awalnya hanya dikerjakan oleh dirinya sendiri dan saat itu dalam satu hari hanya terjual rata-rata tiga peci batik.
“Awalnya, saya jualan lewat blog dan sosial media Facebook. Lalu kebetulan ada orang dari Belanda yang lagi liburan di Jogja. Saat itu dia tahu produk saya dari blog. Akhirnya dia datang dan beli produk saya. Itu pertama kalinya ada transaksi customer dari mancanegara,” ujar Jardiyanto.
Usaha produk peci batik ini pun terus berkembang sehingga kini ia mampu menggandeng 59 karyawan dan memproduksi sampai 300 pcs peci per harinya.
Disamping itu, ia pun memiliki ribuan stok peci batik yang telah jadi, agar bisa dicoba langsung para pembeli.
“Rata-rata penjualan kami per hari itu bisa 200-350 peci dan untuk omzet kami rata-rata menyentuh Rp 30 juta per hari. Nah untuk Ramadan ini, karena ada peningkatan permintaan sebanyak 500 persen jadi omzet kami juga meningkat,”tuturnya.
“Pembeli produk kami saat ini, selain dari Indonesia ada juga dari negara tetangga atau Malaysia, England, Australia, Arab Saudi dan China” imbuhnya.
Uniknya, peci yang diproduksi adalah kombinasi antara batik dan udeng sehingga terdapat model beragam yang dia tawarkan kepembeli.
Beberapa di antaranya adalah model pradan, model kian santang, model Aa Gym, model P Diponegoro, model Jenderal Soedirman, model ekor dua serta model udeng muslim. Sekarang ini ada 3 motif terbaru peci batik Jogokariyan, yaitu motif ugeng pursegi biru, ugeng pursegi hitam dan sulur merah.
Sementara itu, produk Peci Batik Jogokariyan sendiri dibandrol diharga Rp100-Rp250 ribu per pecinya.
“Harga itu berbeda sesuai motifnya. Motif peci di tempat kami kan ada 65 motif batik. Jadi ada batik kreasi kreasi kontemporer, batik tulis, batik klasik. ecoprint dan jumputan. Penjualan peci ini sekarang melalui medsos instagram, facebook, online dan offline serta outlet di Masjid Jogokariyan,”pungkas Jardiyanto. (Ags)