KORAN MERAPI – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY sebagai pelaksana World Heritage Management Workshop di Situs Warisan Dunia Borobudur di Pondok Tingal Borobudur Jawa Tengah, telah menutup secara resmi kegiatan ini, Kamis (16/5/24) dan workshop kali ini sukses.
Sebelum penutupan, dari pagi sampai siang diadakan diskusi latihan ringan bagi peserta yang terbagi menjadi 5 kelompok dan mendiskusikan tentang Sumbu Filosofi Jogja.
“Ada 5 hal yang didiskusikan untuk siang ini, yaitu tentang tekanan pembangunan, tekanan lingkungan, kebencanaan, pariwisata, masyarakat dan dipandu oleh Rizky Fradhyan dan Anton Wibisono para pemateri workshop kali ini,”kata Annisa, moderator workshop ini.
Hasil dari diskusi menjadi pembelajaran bersama bagi pengelolaan Sumbu Filosofi Jogja ke depannya lebih baik dan bermanfaat bagi pemerintah DIY dan instansi terkait serta masyarakat.
Salah satu peserta, Sukamto ST dari Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta usai workshop saat diwawancarai koranmerapi.id memberikan kesan tentang workshop ini.
“Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia. Selaras dengan hal tersebut, maka pengakuan ini menjadi inspirasi dan sumber energi positif seluruh pemangku kepentingan dan steakholder untuk bahu membahu bersinergi merawat melestarikan menjaga dan dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat tanpa mengabaikan aturan dan regulasi UNESCO,” paparnya.
Lanjutnya Sukamto memberikan pernyataan, yaitu lebih spesifik lagi pengakuan Sumbu Filosofi harus ditangkap oleh pelaku IKM atau UMKM sebagai peluang untuk naik kelas.
“Meningkatkan kualitas produk berstandar dunia yang selanjutnya menaikan omset penjualan pedagang sehingga pertumbuhan ekonomi terjaga,” imbuhnya.
“Hal yang tidak boleh dilupakan adalah edukasi dan sosialisasi mengenai Sumbu Filosofi kepada pelaku usaha agar memahami maknanya dengan utuh menyeluruh sehingga bisa terlibat dalam pelestarian perlindungan dan pemanfaatan Sumbu Filosofi dengan konsisten,” pungkas Sukamto. (Ags)