KORAN MERAPI – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdiri 4 Kabupaten dan 1 Kota, salah satunya adalah Kabupaten Bantul yang mencatat prestasi luar biasa, yaitu pembangunan di bidang pariwisata, pendidikan dan budaya. Kesuksesan ini tentu tak lepas dari kerja sama yang harmonis antara masyarakat dan para pemimpinnya.
H Abdul Halim Muslih, Bupati Bantul sekarang ini mengungkapkan bahwa selama hampir 5 tahun di bawah kepemimpinannya, pembangunan diberbagai sektor unggulan terus dilakukan secara intensif. Untuk membuktikan bahwa predikat Bantul sebagai Kota Pariwisata, Kota Pendikan dan Kota Budaya bukan hanya retorika.
Selanjutnya Ia menyampaikan bahwa, pengembangan sektor kepariwisataan yang berbasis budaya.
“Tak segan saya langsung memberikan contoh dan mengajak seluruh aparat di lingkungan Pemkab Bantul untuk mencintai budaya Jawa dengan mengenakan seragam kejawen,” ungkap Abdul Halim saat berbincang dengan awak media di pertengahan Juni 2024 yang lalu.
“Pegawai pria mengenakan baju sorjan, jarit dan blangkon, sedangkan yang bagi wanita berseragam kebaya, jarit dan bersanggul,” jelasnya.
Sebagai orang nomer satu Bantul, Ia menegaskan, dalam melestarian budaya Jawa sekaligus mempromosikan bidang pariwisata, semua elemen masyarakat dan seluruh aparat pemerintah harus melibatkan diri dengan kesadaran demi pembangunan di Bantul.
Lanjutnya, semua aparat ASN Pemkab Bantul dan kapanewon serta kelurahan termasuk guru dan murid se-Kabupaten Bantul setiap hari Kamis Pon dan Hari Jadi Kabupaten Bantul wajib mengenakan busana Jawa.
Luas wilayah Kabupaten Bantul yaitu 506,85 km² yang terbagi 17 Kapanewon dan 75 lalurahan, dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, karyawan swasta dan pengusaha dibidang industri kreatif.
Potensi terbesar adalah di bidang pariwisata, yaitu memiliki area pantai yang menghampar luas di laut selatan, Bantul juga beruntung memiliki banyak tempat wisata alam, objek wisata kerajinan dan aneka jenis kuliner yang tersebar di seluruh sudut wilayah.
Lokasinya seperti di wisata kerajinan gerabah di Kasongan, perajin batik tulis Imogiri dan perajin cemilan geplak, menjadi tempat-tempat legendaris yang selalu menjadi ampiran para wisatawan yang melancong ke Yogyakarta.
Sedangkan di bidang seni, Bantul juga dikenal memiliki banyak komunitas seniman, dari seniman lukis, seni patung, karawitan, hingga kesenian wayang kulit.
Abdul Halim dengan kesabaran dan ketekunannya akan tetap terus memberikan perhatian kepada masyarakatnya yang majemuk.
“Semua kita lakukan dengan pendekatan humanis karena yang kita harapkan adalah kesadaran membangun itu bisa muncul dari hati nurani masyarakat, dan bukan karena perintah pemimpinnya. Ternyata sekarang hasilnya bisa kita nikmati bersama-sama, baik dari sisi bidang pembangunan daerah, kesejahteraan masyarakat dan prestasi,” ucap Bupati yang kelahiran di Rembang 29 April 1970 ini.
Ketika ditanya apakah sudah puas dengan berbagai keberhasilan yang dicapai Bantul, suami dari Emi Masruroh ini menjawab sembari tersenyum.
“Menurut saya, justru karena merasa masih banyak potensi yang harus dibenahi dan dikembangkan, maka saya menyatakan niatnya untuk kembali maju dalam bursa pemilihan Bupati Bantul periode 2024-2029 mendatang,” ungkapnya.
Melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia bertekad terus berjuang mewujudkan visi misinya untuk memajukan “Bantul Ijo Royo-Royo Aman dan Lestari” sebagaimana semboyan Bantul Projotamansari yang menjadi kiblat pembangunannya. (***)