KORAN MERAPI – Shandong Quanxi Biotech, perusahaan bioteknologi dari China, sedang menjajaki peluang kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk pengembangan terapi stem cell. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat kemajuan teknologi kesehatan di Indonesia, terutama melalui jaringan perguruan tinggi dan rumah sakit Muhammadiyah.
Arofiq, Media Relations Shandong Quanxi Biotech, menjelaskan bahwa FK UAD dipilih sebagai mitra strategis karena keterkaitannya dengan Muhammadiyah yang memiliki jaringan kedokteran yang luas. Acara pembukaan kemitraan ini diadakan di Kampus FK UAD di Banguntapan Bantul, pada Rabu (18/9/24), dengan dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk CEO Quanxi, You Qinyan, dan Wakil Rektor Bidang Akademik UAD, Prof. Ir. Sunardi.
Arofiq menambahkan bahwa Muhammadiyah mengelola 17 fakultas kedokteran dan lebih dari 105 rumah sakit umum di Indonesia. “Potensi ini membuka peluang untuk riset dan pengumpulan data medis dalam skala besar, yang penting untuk penelitian terapi stem cell,” paparnya.
Ia menambahkan, tujuan utama dari kerja sama ini adalah menurunkan biaya terapi stem cell, yang saat ini berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 200 juta per sesi. “Dengan meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas distribusi melalui rumah sakit Muhammadiyah, diharapkan biaya terapi dapat dikurangi hingga 50% dari harga pasar, sehingga lebih terjangkau untuk masyarakat kelas menengah,” pungkas Arofiq.
Terapi stem cell memiliki potensi besar untuk mengatasi penyakit degeneratif, seperti osteoarthritis pada lansia, dengan membantu tubuh memproduksi pelumas alami dan memperbaiki jaringan yang rusak. Kerja sama ini juga membuka peluang untuk kolaborasi lebih luas di bidang kesehatan di masa depan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. (***)