KORAN MERAPI – Sebagian lokasi kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai masakan andalan ayam ingkung. Selain tersedia ayam ingkung utuh, ada pula yang separuh maupun cukup bagian paha ayam.
Bahkan ketika datang di lokasi kuliner Warung Ingkung Sorkali kawasan Jalan Godean-Seyegan Sleman ada pilihan masakan ayam ingkung menggunakan ayam potong umur 40 hari. Saat disajikan tanpa ada bagian kepala dan ceker ayam.
Menurut pemilik lokasi kuliner setempat, Bhayu TA, masakan ayam ingkung tersebut diberi nama Minikung. Alasannya, tak menggunakan ayam potong ukuran besar atau umur kisaran 60 hari.
“Ayam potong yang kami gunakan untuk Minikung umur sekitar 40 hari dengan bobot kisaran setengah kilogram. Jadi, bukan yang panenan umur 60 harian,” jelas Bhayu, baru-baru ini.
Selain ayam potong yang umur kisaran 40 hari, lanjut Bhayu, di lokasi kulinernya juga menyediakan ayam ingkung menggunakan ayam potong utuh (umur kisaran 60 hari), separuh, bagian paha ayam dan ayam kampung utuh.
Namun saat Ramadhan seperti sekarang ini, paling banyak dipesan konsumen menjelang buka puasa, yakni paket Minikung. Alasannya, seperti harga lebih terjangkau.
Satu paketnya, bisa dimakan dua hingga empat orang. Wajar saja, jika tak sedikit rombongan keluarga, saat buka puasa di Warung Ingkung Sorkali memilih paket Minikung. Penyajiannya menggunakan wadah tambir, dilengkapi gudangan, lalapan, telur bebek rebus dan tahu-tempe goreng.
Masih ditambah lagi, sambal tomat dan bawang, satu bakul nasi putih/uduk, serta teh poci gula batu. Jika memilih paket Spesial ayam ingkung menggunakan ayam potong besar utuh, pelengkapnya ada tambahan ikan teri.
Selain itu, telur bebeknya diganti dengan telur ayam kampung. Demikian pula jika memilih paket Spesial yang menggunakan ayam kampung utuh.
Sedangkan yang paket Spesial ayam ingkung separuh, tambahan telur rebusnya dua butir. Adapun paket yang paling murah, yaitu ayam ingkung yang cukup menggunakan bagian paha ayam.
“Jika masakan ayam ingkung akan dibawa pulang, kami menyediakan pembungkus wujud besek. Untuk ayam ingkung bagian paha, jenis beseknya yang ukuran kecil,” ungkap Bhayu.
Besek-besek yang digunakan sebagai pembungkus, membeli langsung di sejumlah perajin anyaman bambu terutama di kawasan Minggir Sleman. Sedangkan sebagai juru masak ayam ingkung dikoordinir oleh dua kakaknya.
“Kebetulan kakak-kakak saya sudah biasa memasak jenis masakan ayam ingkung. Biasa juga menerima masakan untuk aqiqah seperti wujud tongseng, gulai dan sate kambing,” terang Bhayu.
Sedangkan jenis camilan yang disediakan, misalnya ada mendoan, pisang, ubi, tahu dan tempe garit goreng. Jenis tempe yang digunakan, yakni tempe daun sebab diyakini lebih gurih. Ada pula minuman andalan, misalnya kopi robusta/arabica asal Gayo dan disajikan bersama gula aren dengan wadah tersendiri. Ketika ada yang ingin sekadar ngopi-ngopi selepas Sholat Tarawih dipersilakan pula.
“Kalau pas mendekati jam buka puasa, konsumen lebih banyak memesan masakan ayam ingkung, baik dimakan di tempat ataupun dibawa pulang,” tambahnya. (Yan)