KORAN MERAPI – Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) serta Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Godean Sleman menggelar Bincang Cantik tiga tahap.
Bincang Cantik tahap pertama, pelaksanaannya di komplek kuliner Sego Welut Godean, Ahad (17/3/2024) lalu, menghadirkan narasumber Nur Arina Hidayati MSc (dosen UAD/ketua bidang dakwah PP NA). Sedangkan Bincang Cantik tahap kedua menghadirkan narasumber, Siti Majidah LcMA, Ahad (24/3/2024) dan ketiga, Ahad (31/3/2024) mendatang dengan narasumber Dr Asmar MSi MPsi.
Ketika menjadi narasumber Bincang Cantik tahap pertama, materi yang disampaikan Arina mengusung tema, Cantik Menarik Islami. Ia mengawali pemaparannya dengan pertanyaan, Apakah cantik dan menarik itu penting? Menurut Arina, definisi cantik dapat dibagi menjadi dua: Pertama, cantik lahiriah, sifatnya sementara dan relatif. Kedua, cantik batiniah, sifatnya kekal abadi dan universal.
“Alquran tidak pernah melarang untuk berpenampilan menarik dan merawat tubuh, selama penampilan itu tidak melewati batas norma-norma sosial dan agama,” tuturnya.
Cantik yang sebenarnya, lanjut Arina, memang terletak pada kesalehan, akan tetapi, jika ditambahkan dengan perawatan wajah dan tubuh, membuat kesalehan lebih indah. Bahkan, dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada wanita. Sedangkan konteks beauty privilege dalam Alquran terbagi dua kategori, yaitu kecantikan dan penampilan.
Menurutnya, dalam Alqurn tak ada ayat yang secara eksplisit membahas kecantikan. Namun, dalam terminologi Alquran, kecantikan dikaitkan dengan bidadari. Antara lain ada di Alquran Surat Ash-Shaffat ayat 48-49, Ar-Rahman ayat 56 dan 70-72, Al-Waqiah ayat 35-37 serta At-Tin ayat 4. Konteks kecantikan yang dimaksud, misalnya perintah kepada istri untuk berdandan, bersolek dan memakai wewangian di depan suami.
“Selain itu menjaga pandangan dan selalu menjaga hati, jiwa, akhlak serta penampilan tubuhnya ketika di dunia agar bisa seperti bidadari-bidadari surga,” urai Arina.
Adapun kategori kedua, yang bermakna penampilan, yaitu berpenampilan menarik dalam Islam bukan dilihat dari standar kecantikan yang telah dibuat saat ini, seperti yang berkulit putih, bersolek berlebihan, dan memperlihatkan hiasan tubuh. “Kategori yang bermakna penampilan, dalam Alquran berpenampilan menarik sangat penting tetapi tetap ada batasan-batasannya,” papar Arina.
Sebagai contoh, dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 31 (larangan mengenakan style fashion yang berlebihan), An-Nur ayat 31 (larangan menampakan perhiasan yang dapat menarik perhatian lawan jenis dan tabarruj serta memakai wewangian berlebihan).
Ada lagi, Alquran Surat Al-Ahzab ayat 59 (perintah kepada muslimah agar menutup auratnya ketika keluar rumah agar tak menimbulkan fitnah) dan Al-Mudatsir ayat 4 (menjaga kebersihan dan kerapian pakaian yang dikenakan).
Pada akhir materi Bincang Cantik tersebut, Arina mengutip salah satu Hadits dengan arti sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). (Yan)