KORAN MERAPI – Ratusan warga dari berbagai kalangan, beserta keluarga dan kerabat menghantarkan jenazah Kombes Pol (Purn) Drs H Suharsono, Bupati Bantul periode 2016-2021, menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa, Jalan Parangtritis Km 12 Jetis, Kabupaten Bantul, Senin (6/5/2024).
Upacara pemberangkatan jenazah dilaksanakan di rumah duka, Padukuhan Demangan, Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul pada pukul 13.00 WIB yang dipimpin langsung Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
Ditemui di sela-sela prosesi pemakaman, Halim mengungkapkan sosok Suharsono dengan berbagai jasa, pengabdian almarhum terhadap bangsa dan negara, serta penghargaan yang dimiliki dan didapatkan almarhum semasa hidup membuatnya sangat layak untuk dimakamkan di TMP Kusuma Bangsa.
“Beliau memegang kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya yang ditandatangani Presiden SBY. Dengan demikian maka beliau memenuhi ketentuan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan,” kata Halim.
Sempat mendampingi almarhum Suharsono selama 5 tahun sebagai Wakil Bupati pada masa itu, Halim mengenang almarhum sebagai sosok yang sabar, ramah, penuh keikhlasan, dan mengayomi siapa saja. Tak hanya kepada ASN dan pejabat Pemkab Bantul, namun juga kepada masyarakat luas. Bagi Halim, sosok almarhum meninggalkan jejak-jejak kebaikan dan memberikan jasa bagi Kabupaten Bantul. Sehingga tak heran jika banyak yang merasakan kehilangan sosok almarhum.
“Beliau membimbing kita, baik ASN maupun masyarakat. Sangat kebapakan,” terangnya. “Senyuman yang selalu melekat di wajah beliau menunjukkan karakter orang yang ikhlas, momong, dan senantiasa memberikan arahan dan bimbingan,” sambungnya.
Istri almarhum Suharsono, Erna Kusmawati Suharsono mengungkapkan, almarhum menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (5/5) pukul 22.00 WIB di RS Bethesda Yogyakarta. Sebelumnya, almarhum memang diketahui menderita diabetes yang kemudian merusak fungsi ginjalnya.
Namun, sebelum berpulang, almarhum mengalami serangan tekanan darah tinggi hingga dilarikan ke RSUD Panembahan Senopati selama 1 malam, kemudian dirujuk ke RS Bethesda Yogyakarta dan menjalani perawatan selama 20 hari.
“Bapak kan pasien gagal ginjal jadi seminggu 2 kali harus cuci darah, itu sudah dilakukan 1,5 tahun,” terang Erna.
Selama menjalani perawatan di rumah sakit, diketahui almarhum di rawat di ruang ICU dan tidak sadarkan diri selama 3 minggu. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, kata Erna, almarhum sempat sarapan dan minta untuk berjemur pagi di bawah sinar matahari. Namun saat itu almarhum mendadak terkena serangan tekanan darah tinggi, kemudian kehilangan kesadaran usai menjalani operasi.
“Nggak pernah ngendiko apa-apa, pesen apa-apa. Semua seperti biasa. Kami tahu bapak diam pasti ada yang tidak berkenan, tetapi waktu itu diam ternyata kena serangan darah tinggi,” jelasnya.
“Pak Harsono sakitnya kali ini karena tensi tinggi, ada pendarahan di otak. Keluarga sudah berupaya agar Pak Harsono operasi, tetapi Allah berkehendak lain,” ungkapnya. (C-12)