KORAN MERAPI – Menteri Kebudayaan RI Dr. H. Fadli Zon, SS, MSc menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikannya Andi Bayou Museum di Jl. Sejahtera Green Garden, Sumberan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY pada Senin sore (3/2/2025).
Andi Bayou Museum ini diwujudkan bahwa musisi Yogya ini tidak saja terkenal di kancah nasional dan mendunia, juga menginspirasi dan berjasa pada musisi lain. Andi Bayou salah satunya, yang mempunyai Andi Bayou Museum.
Musisi Andi Bayou dihormati di kancah musik nasional, pun dunia. Sheila on 7, Iwan Fals, Nicky Astria, Judika, Syahrini, Rio Febrian, pernah merasakan bantuan musisi, produser, dan arranger bernama lengkap Andi Haryo Setiawan SH MH ini.
Dikesempatan tersebut juga ada Tim 9 Garuda Plus yang mengajukan usulan penting yang bisa menjadi tonggak sejarah dalam dunia kebudayaan Indonesia, yakni menjadikan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional.
Acara peresmian museum yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, SS, MA, menjadi momen yang bersejarah museum di DIY, dan menjadi pusat edukasi bagi generasi mendatang yang suka akan musik.
Dalam wawancara dengan wartawan Koran Merapi, berkaitan dengan pengajuan Tim 9 Garuda Plus, Dian Lakshmi menuturkan bahwa sejatinya, pihaknya telah mempersiapkan berbagai upaya sejak dua tahun terakhir untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan. Menurutnya, kebudayaan merupakan wadah yang menyediakan ruang bagi para seniman dan budayawan untuk saling berbagi gagasan.
“Saya sangat mengapresiasi usulan pengajuan ini dari para pelaku seni dan budayawan yang tergabung di Tim 9 Garuda Plus ini, dan yang paling penting adalah penentuan tanggal yang tepat melalui kajian akademik yang mendalam,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, SS. MSc menyambut baik usulan yang diajukan oleh Tim 9 Garuda Plus.
Dalam wawancara dengan awak media, ia menyampaikan apresiasi kepada Tim 9 atas kajian studi dan usulannya mengenai penetapan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional.
“Kami akan mempertimbangkan dengan seksama usulan ini. Saya pribadi sangat menyambut baik, terutama karena kebetulan tanggal tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun Bapak Presiden, Prabowo Subianto. Ini adalah bagian dari kebijaksanaan nasional kita dalam mengapresiasi kebudayaan,” ujar Menteri Fadli Zon.
Tim 9 Garuda Plus, yang terdiri dari tokoh-tokoh penting dalam dunia seni dan budaya Indonesia, yakni Achmad Charis Zubair, Rahadi Saptoto Abro, Bimo, Esti Wuryani, Isti Sri Rahayu, Arya Ariyanto, Yani Saptohoedojo, Yati Pesek, Oni Wantara, dan Nano Asmorondono, mengajukan usulan ini sebagai langkah untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan memperkuat diplomasi kebudayaan Indonesia di kancah dunia.
Achmad Charis Zubair, yang memimpin presentasi dan paparan usulan ini, menjelaskan bahwa penetapan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional akan memiliki dampak besar terhadap kesadaran kolektif bangsa Indonesia tentang pentingnya kebudayaan. Ia juga menekankan bahwa saat ini, Indonesia harus semakin menegaskan posisinya di dunia melalui diplomasi kebudayaan yang kuat, mengingat teknologi yang kini mengaburkan batas antara negara maju dan berkembang.
“Dengan ditetapkannya tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, diharapkan kita sebagai bangsa dapat memperkuat rasa percaya diri dan kembali menemukan kebanggaan terhadap warisan budaya kita,” ungkap Achmad Charis Zubair.
Sebagai bagian dari proses pengusulan ini, Tim 9 Garuda Plus menyerahkan buku proposal secara simbolis kepada Menteri Kebudayaan RI, yang menjadi langkah awal dalam memperjuangkan penetapan Hari Kebudayaan Nasional.
Semoga, melalui inisiatif ini, Indonesia dapat semakin menghargai dan merayakan kekayaan budaya yang dimiliki, serta meneguhkan posisi kebudayaan dalam identitas nasional kita. (Ags)