KORAN MERAPI – Halal Bihalal adalah tradisi yang umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia setelah menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan atau setelah perayaan Idul Fitri. Tradisi ini tidak hanya sekadar pertemuan sosial, tetapi juga memiliki makna yang dalam hubungan batiniah dengan Allah SWT. dan pengalaman spiritual.
Maaf bukan sekadar kata-kata yang diucapkan secara verbal. Ia memiliki makna yang dalam dan melampaui tindakan permintaan maaf secara lahiriah, yaitu proses spiritual yang melibatkan transformasi hati dan kesadaran diri. Maaf adalah tindakan yang dilandasi oleh cinta dan kasih sayang, bukan sekadar kewajiban atau formalitas belaka.
Konsep maaf mengajarkan untuk melepaskan keangkuhan, ego dan bangga diri, membebaskan diri dari beban dendam dan kebencian, yang dapat menghalangi pertumbuhan spiritual. Maaf melibatkan penghayatan atas hakikat kasih sayang dan cinta kasih kepada orang lain, tanpa mengharapkan balasan atau keuntungan pribadi dan juga tanpa tapi. Maaf, bentuk cinta yang murni dan tulus, yang memperkuat ikatan hablum minannas (hubungan antar manusia) dan hablum minallah (hubungan dengan Sang Pencipta/Allah SWT.).
Dengan memaafkan, seseorang membersihkan hatinya dari sifat-sifat iri hati, dengki, marah dan sifat “merasa”, yaitu sifat ke-akuan dan kesombongan diri, seperti merasa benar sendiri, merasa pintar, dan perasaan merasa lainnya. Ini adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual, karena hati yang bersih dan suci menjadi tempat yang layak bagi cahaya ilahi.
Seseorang yang mempraktikkan maaf, dalam makna maaf yang tulus, ikhlas dan hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT. akan mengalami perubahan batiniah yang mendalam. Dengan memaafkan, seseorang menunjukkan kerendahan hati, penghormatan kepada orang lain dan kepasrahan kepada Allah SWT. Maaf juga menjadi tanda cinta dan kasih sayang kepada sesama makhluk. Mereka akan merasakan kedamaian, dan ketenangan hati, karena memaafkan adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri dan meraih kecintaan ilahi. Maaf bukan sekedar tindakan, tetapi lebih dari itu, sebagai wujud dari kemuliaan hati yang mengalir dari rahmat Ilahi.
Proses memaafkan memang tidaklah mudah, diperlukan keikhlasan dan kekuatan hati untuk melepaskan rasa sakit dan luka hati akibat kesalahan orang lain. Namun, dengan tekad yang kuat, riyadhoh yang istiqomah dan keyakinan atas pertolongan, bimbingan, kemurahan dan kemanjaan Allah SWT, insyaAllah setiap orang dapat belajar untuk memaafkan dengan tulus tanpa tapi, dan meraih kedamaian batin. (bersambung ke bagian 2….)