KORANMERAPI.ID – PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) kembali menggelar seminar nasional sebagai komitmen untuk mengedukasi dan meningkatkan awareness masyarakat Indonesia mengenai kesehatan. Mengusung tema “Gut Health, Mind Health: Nurturing Your Gut for Healthier and Happier Mind”, seminar nasional ini berlangsung di Sheraton Mustika Yogyakarta, Minggu (19/5) dengan dihadiri oleh 100 peserta umum. Acara ini turut dihadiri oleh M. Diah Fibriani selaku Regional Head Prodia Jawa Tengah dan DIY dan Ronimatul Hayati, Branch Manager Prodia Yogyakarta.
Eko Rahmadi, Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan Yogyakarta, dalamsambutannya mengungkapkan bahwa angka kejadian gangguan kesehatan saluran pencernaan di masyarakat Yogyakarta cukup banyak sehingga awareness masyarakat tentang bagaimana menjaga kesehatan saluran pencernaan masih perlu ditingkatkan.
Prodia berperan dalam memberi edukasi dan informasi untuk meningkatkan awareness kesehatan, salah satunya dengan secara rutin mengadakan seminar dan webinar. Menurutnya, kesehatan adalah investasi, dan melakukan medical check up rutin menjadi salah satu kuncinya.
Ronimatul Hayati, menyampaikan Yogyakarta sebagai kota ke-5 sebagai penyelenggara rangkaian seminar nasional Prodia yang akan diadakan di 11 kota besar sepanjang tahun 2024 dengan tujuan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat untuk menyadari keterkaitan kesehatan pencernaan dengan kesehatan mental sebagai upaya mencapai optimal wellness.
Acara ini menghadirkan diskusi bersama dr. Ni Luh Putu Swastiyani Purnami Sp.PD, dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AAM) dan apt. R. Beppy Hamuaty, S.Si, M.Kes selaku Regional Marketing Manager Prodia, sebagai narasumber. Diskusi ini membahas mengenai pentingnya kesadaran setiap individu dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan dan organ pendukung lainnya agar tidak berdampak pada masalah fisik dan mental.
Dalam pemaparannya, dr. Ni Luh Putu Swastiyani Purnami Sp.PD, menyampaikan, Sistem pencernaan sangat esensial dalam kerja tubuh manusia yang terlibat untuk pemecahan makanan menjadi zat-zat yang dapat diserap tubuh. Oleh karenanya, proses ini melibatkan organ-organ yang bekerja sama untuk mencerna makanan, yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
“Namun, jika tidak dijaga kesehatannya, terdapat berbagai gangguan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan. Untuk itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengelola gangguan pencernaan dengan segera,” paparnya.
Ditambahkan beberapa masalah pada sistem pencernaan dapat terjadi mulai dari gangguan ringan hingga tingkat serius. Misalnya, dispepsia, gastroenteritis, sindrom iritasi usus besar, sindrom usus besar tak sehat, GERD, kanker, dan sebagainya. Adanya masalah atau gangguan pada sistem pencernaan akan berdampak juga pada kesehatan mental, hal tersebut terjadi dikarenakan adanya gut-brain axis.
Dalam kesempatan ini juga dijelaskan peran mikrobiota usus dalam memengaruhi tingkat stres seorang individu melalui perannya pada aksis Hipotalamus-Pituitari-Adrenal (HPA).
Sehingga, ketika terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus akan memicu peningkatan kadar hormon yang dihasilkan. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah, kadar gula darah, dan disfungsi seksual.
Theressia Handayani menyampaikan bahwa good life style akan sangat membantu upaya menjaga kesehatan pencernaan. Kesehatan usus berperan penting dalam banyak sekali aspek kesehatan termasuk jiwa.
Sementara itu, Beppy Hamuaty menjelaskan, gangguan pada pencernaan seringkali diabaikan, padahal akibatnya dapat berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan untuk deteksi dini adanya gangguan jika terjadi gejela pada saluran pencernaan.
Roadshow seminar nasional awam yang akan diadakan di 11 kota ini merupakan upaya Prodia secara konsisten didalam mengedukasi masyarakat melalui kegiatan yang ilmiah, namun tetap menyenangkan dan interaktif. (Aja)