KORAN MERAPI – Menjadi istimewa berarti memiliki sesuatu yang berbeda dan mampu memberikan nilai tambah bagi lingkungannya. Setiap individu memiliki potensi dan keunikannya masing-masing. Keistimewaan yang dimiliki tidak boleh dijadikan alasan untuk menuntut perlakuan khusus, atau bahkan merendahkan orang lain. Justru, keistimewaan harus diiringi dengan rasa rendah hati dan sikap penghormatan.
Keistimewaan yang dimiliki seseorang tidak boleh menjadikannya sombong dan merendahkan orang lain. Justru, keistimewaan tersebut harus diiringi dengan rasa syukur dan tanggung jawab untuk memberikan manfaat bagi orang lain, karena “Orang yang terbaik adalah orang yang memberikan manfaat kepada orang lain”.
Dalil Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW banyak mengajarkan tentang pentingnya kerendahan hati dan kesetaraan di antara manusia. Misalnya dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan diri terhadap orang lain, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong.”
Keistimewaan manusia terpancar dari akhlak mulia dan perbuatan yang terpuji sebagai implementasi ketaqwaan. Orang yang istimewa adalah mereka yang selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menjalani hidupnya dengan berakhlak mulia dan beramal sholeh serta mampu memberikan kontribusi positif dimanapun berada.
Menjadi istimewa, adalah sebuah perjalanan yang tidak mudah. Diperlukan tekad dan keteguhan hati serta proses pengenalan diri yang mendalam dan pengabdian kepada Allah SWT., tanpa terjerat dalam keinginan akan pengakuan atau pujian dari dunia luar, juga tidak perlu dipamerkan untuk mendapatkan pujian dari orang lain.
Pengasuh Ponpes Biba’a Fadlrah, Sananrejo, Turen, Malang, Romo KH. Ahmad Mafdholuddin Sholeh Al Mahbub Rahmat ‘Alam dalam suatu kesempatan memberikan nasehat “Teng pundi mawon, dadoso tiyang sing istimewa, tapi pun nyuwun diistimewaaken” (Dimana saja jadilah orang yang istimewa, tetapi jangan minta diistimewakan).
Dengan niat dan ikhtiar menjadi yang terbaik untuk memberikan manfaat kepada makhluk Allah yang lain, dengan dasar iman dan cinta kepada Allah SWT., maka insyaAllah akan mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi yang pelakunya dan akan berdampak positif bagi lingkungannya.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah belajar dari keistimewaan orang lain, sehingga akan menjadi inspirasi bagi kita, untuk terus menggali dan mengembangkan potensi diri agar bermanfaat bagi pihak lain. Namun, melihat orang yang berada di bawah kita, baik secara materi maupun non materi, maka akan bersyukur kepada Allah SWT, atas keistimewaan yang dimiliki.
Untuk itu, belajar ilmu agama tiada henti dan mempraktekkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sebagai jalan menjadi orang istimewa. Orang yang istimewa adalah orang yang dapat memanfaatkana hidup untuk hidup bermanfaat, tanpa perlu berharap pujian dari orang lain.