KORAN MERAPI – Keindahan dan kekayaan budaya Yogyakarta tidak pernah berhenti memukau wisatawan. Salah satu daya tarik utama kota Yogyakarta adalah Sumbu Filosofi, poros imajiner yang membentang dari Tugu Pal Putih ke Selatan hingga Panggung Krapyak. Lebih dari sekadar landmark, Sumbu Filosofi menyimpan makna filosofis mendalam dan menjadi simbol harmonisasi antara Keraton Yogyakarta, alam semesta, dan rakyatnya.
UNESCO sebagai lembaga PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang menaungi bidang kebudayaan telah menganugerahkan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia. Pengakuan internasional ini semakin mengukuhkan Yogyakarta sebagai destinasi wisata istimewa yang tidak hanya menawarkan pesona alam, tetapi juga nilai budaya luhur.
Pemerintah Kota Yogyakarta pun tak ragu menjadikan Sumbu Filosofi sebagai lokomotif kemajuan pariwisata. Berbagai program dan strategi telah digagas untuk memaksimalkan potensi kawasan ini, diantaranya:
Pengembangan infrastruktur: Mempercantik taman dan ruang publik di sepanjang Sumbu Filosofi, meningkatkan aksesibilitas bagi pejalan kaki dan pesepeda, serta membangun fasilitas penunjang seperti toilet dan tempat duduk.
Pelestarian budaya: Mengadakan berbagai kegiatan budaya seperti pertunjukan seni, festival, dan workshop di sepanjang Sumbu Filosofi. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Yogyakarta kepada wisatawan dan menumbuhkan rasa cinta budaya bagi masyarakat lokal.
Pemberdayaan ekonomi kreatif: Mendukung UMKM di sekitar Sumbu Filosofi dengan menyediakan ruang pamer dan pelatihan, serta mendorong wisatawan untuk membeli produk-produk lokal.
Promosi wisata: Melakukan kampanye pariwisata yang gencar dengan fokus pada Sumbu Filosofi, memanfaatkan berbagai platform media sosial dan bekerja sama dengan agen perjalanan wisata.
Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan ke Yogyakarta, meningkatkan lama tinggal mereka, dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di sekitar Sumbu Filosofi.
Namun, pengembangan pariwisata Sumbu Filosofi tak luput dari tantangan.
Salah satu yang utama adalah menjaga keseimbangan antara kemajuan pariwisata dan kelestarian nilai-nilai budaya dan filosofis yang terkandung di dalamnya.
Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa pariwisata di Sumbu Filosofi tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga lestari secara budaya dan berkelanjutan.
Dengan komitmen dan strategi yang tepat, Sumbu Filosofi dapat menjadi ikon pariwisata Yogyakarta yang tak hanya memukau wisatawan, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan melestarikan budaya luhur Yogyakarta. (***)