KORAN MERAPI – Membaca menjadi kunci sebuah peradaban bangsa. Semakin tinggi minat baca masyarakat maka semakin tinggi nilai peradaban suatu bangsa.
Membaca menjadi sebuah tradisi sejarah sebagai bukti sebuah peradaban yang pernah ada. Membaca menjadi ciri masyarakat terdahulu yang paling nyata untuk menunjukan nilai peradaban sebuah bangsa.
Peradaban adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemajuan sosial, budaya, dan ekonomi suatu masyarakat. Peradaban mencakup perkembangan dalam seni, ilmu pengetahuan, teknologi, politik, dan sosial.
Peradaban yang diharapkan adalah peradaban yang memiliki nilai-nilai moralitas dan karakter yang baik dan menjadi sebuah budaya yang ada ditengah masyarakat.
Ini sejalan dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional, kata Prof Juntika. Yakni, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional, katanya, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka tujuan dari pendidikan yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sehingga tak ada lagi nilai peradaban tanpa adanya bukti minat baca masyarakat yang tinggi. Oleh karenanya mempertahankan dan meningkatkan minat baca yang ada menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh semua orang dan semua pihak.
Kini jaman sudah berubah, seiring berjalannya waktu, perkembangan dan kemajuan tehknologi kini tumbuh semakin pesat dan nyata hampir diseluruh negara yang ada di dunia.
Kemajuan tehknologi menjadi sebuah harapan tumbuhnya peradaban baru suatu bangsa.
Istilah yang populer seiring perkembangan teknologi yang pesat dan tidak asing terdengar ditelinga kita adalah globalisasi. Pada saat ini masyarakat sedang dimanjakan oleh kemajuan teknologi. Salah satunya adalah handphone, dimana dalam satu genggam informasi dunia bisa diketahui.
Kemajuan ini telah menjalar keberbagai lapisan masyarakat di semua usia, sehingga mereka mudah menjangkau dunia. Hal tersebut memberikan dampak positif maupun negatif disegala aspek kehidupan masyarakat.
Era globalisasi membuat masyarakat yang tanpa disadari dapat merubah tata nilai kehidupan masyarakat. Sikap individualisme merupakan bentuk nyata berkurangnya rasa kepedulian terhadap
lingkungan sekitar karena lebih mementingkan kepentingan pribadi. Menurut (Arifudin, 2021) bahwa dampak era globalisasi merubah kultur dan gaya hidup masyarakat.
Sikap tersebut tentunya sangat bertentangan dengan budaya di Indonesia, yang selalu menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Bentuk lain yang tampak yaitu Hedonisme dimana merupakan sebuah kegiatan yang menghabiskan uang dan waktu untuk berfoya-foya.
Dampak serius dari globalisasi lainnya adalah Sekulerisme karena memisahkan urusan dunia dengan agama, masyarakat menganggap bahwa urusan agama sebagai ritual yang bertentangan dengan kesenangan dunia. Selanjutnya adalah konsumerisme yakni menggunakan uang demi membeli barang yang tidak diperlukan (Patricia, 2014).
Itulah beberapa dampak negatif yang tampak tumbuh dan mulai menggerogoti lini kehidupan masyarakat di era tekhnologi ini. Bahkan relaitas Minat baca buku masyarakat kita kini mulai menurun dan berkurang banyak , semuanya akibat dari penggunaan tekhnologi yang tidak tepat dan bijak.
Dari semua kondisi yang ada saat ini, menjadi sebuah PR besar bagi kita selaku pegiat literasi yang selama ini selalu menggaungkan ayo membaca buku untuk hidup lebih baik. Ujian para pegiat literasi terhadap realitas minat baca masyarakat yang rendah ini, memberi sebuah tantangan yang harus dihadapi agar semuanya bisa kembali kepada harapan akan tingginya minat baca masyarakat.
Ide, Kreativitas dan juga inovasi terhadap semua kegiatan yang akan merubah gaya hidup masyarakat menjadi ajang pembuktian diri akan kemampuan dan profesionalisme para pegiat literasi dimanapun berada.
Pegiat Literasi seolah menjadi tombak kemajuan dan peradaban yang berkarakter dalam kehidupan ditengah masyarakat. Ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh semua para pegiat literasi agar perubahan itu terwujud sesuai dengan harapan. Yaitu perencenaan atas kegiatan yang berkelanjutan yang mencakup kegiatan, anggaran, kolaborasi, ide dan gagasan yang brillian serta kesungguhan, keikhlasan dan kesabaran dalam menjalaninya.
Wahai para pegiat literasi, tetaplah menjadi tombak perjuangan dalam membangun sebuah peradaban yang bermartabat dengan segala potensi dan kemampuan yang ada. Sabar, Tulus, Istiqomah dan Semangat, serta bersungguh sungguh menjadi modal utama yang engkau bawa agar peradaban di negeri ini semakin tumbuh baik dan maju.
Aku Bangga Menjadi Pegiat Literasi !!!
Salam Literasi, Salam Perubahan Untuk Indonesia Lebih Baik. (***)