KORAN MERAPI – Musim hujan kembali tiba, membawa serta kekhawatiran yang seakan menjadi ritual tahunan yaitu banjir yang menggenangi berbagai wilayah. Setiap tahunnya, berita tentang banjir, penumpukan sampah di badan sungai, dan kerugian yang dialami masyarakat memenuhi halaman media.
Namun, di balik fenomena alam ini, ada masalah mendasar yang sebenarnya bisa kita atasi bersama yaitu penanganan sampah yang masih jauh dari ideal dan rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.
Banjir adalah sebuah akibat, bukan penyebab. Sebagian besar banjir merupakan akibat perilaku manusia, bukan hanya akibat alamiah berupa hasil dari tingginya intensitas curah hujan atau topografi wilayah setempat.
Banjir terutama merupakan dampak dari ketidakmampuan kita mengelola sampah dengan baik. Data menunjukkan bahwa saluran air, sungai, dan bahkan pantai kita saat ini penuh dengan sampah, yang tidak hanya menghambat aliran air tetapi juga mengancam ekosistem secara keseluruhan.
Sayangnya, solusi yang kita terapkan belum cukup kuat untuk mengatasi masalah ini. Kebijakan terkait pengelolaan sampah terpadu, sering kali hanya menjadi sebatas gagasan di atas kertas yang tidak diikuti dengan implementasi yang serius dan berkelanjutan.
Pengelolaan sampah organik di rumah tangga sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Sisa makanan, sayuran, kulit buah, dan bahan-bahan dapur lainnya yang terbuang begitu saja ke tempat sampah sebenarnya masih bisa dimanfaatkan dengan cara yang lebih bermanfaat.
Salah satu metode pengelolaan sampah organik, yang mulai popular dan ramah lingkungan adalah metode LOSIDA yang merupakan kependekan dari Lodong Sisa Dapur. Keberadaan LOSIDA ini memiliki potensi besar dalam pencegahan terjadinya banjir akibat adanya penumpukan sampah.
Konsep ini memungkinkan setiap rumah tangga memiliki sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.
LOSIDA adalah sistem pengelolaan sampah organik yang berfokus pada pemanfaatan limbah dapur sebagai bahan kompos melalui wadah berupa paralon, tong, ember, galon atau wadah tertutup lainnya yang dapat dengan mudah ditempatkan di area rumah.
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi jumlah sampah organik yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman.
Proses ini cukup sederhana dan praktis, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja, baik di perkotaan maupun di pedesaan, tanpa memerlukan alat atau bahan yang mahal.
Losida adalah solusi praktis, murah, dan efektif dalam mengelola sampah organik rumah tangga. Selain mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, mencegah penumpukan sampah di saluran air, metode ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan serta berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan membangun budaya peduli sampah.
Semakin banyak masyarakat yang menerapkan metode ini, semakin besar pula dampak positifnya bagi kota-kota yang rawan banjir.
Musim hujan tidak perlu lagi menjadi ancaman jika kita mau berbuat sesuatu dari hal-hal kecil, seperti pengelolaan sampah dapur. Dengan Losida, kita bisa menghadapi musim hujan tanpa rasa was-was akan banjir, sambil mendukung keberlanjutan lingkungan.
Mari kita jadikan pengelolaan sampah sebagai prioritas, bukan hanya sebagai wacana tahunan. Hanya dengan kesadaran kolektif dan tindakan nyata, kita bisa mewujudkan lingkungan yang bersih dan bebas dari bencana banjir akibat sampah. (***)