KORAN MERAPI – Untuk menjaga dari kepunahan ditelan zaman serta melestarikan kerajinan dan kebudayaan, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo melalui Dinas Perdagangan dan Industri Disdagin Kulonprogo mengandeng kampus Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta mengadakan Pameran Industri Berbasis Budaya yang dilangsungkan di Taman Budaya Kulonprogo sejak Rabu, 6/11 hingga Jumat, 8/11/24.
Bersama AKN Seni dan Kebudayaan Yogyakarta, kegiatan tersebut melibatkan 23 Industri Kecil Menengah IKM se-Kabupaten Kulonprogo yang meliputi penempaan besi sebagai pembuatan keris, pembuatan blangkon dan pembuatan kendit menggunakan metode alat bukan mesin ATMB. “Ini adalah festival dan pameran industri berbasis budaya,” ucap Triyono, Sekda Kabupaten Kulonprogo.
Sebagai mitra event, kampus AKN Seni Budaya Yogyakarta menampilkan tari golek Ayun-Ayun, Konser Seni Karawitan Prodi Karawitan dan Lomba Menggambar Totebag bertema wayang dan Show Proses Produksi Pembuatan Wayang Kulit Prodi Kriya AKN Seni Budaya Yogyakarta.
Sebagai Ketua Competitive Fund AKN Seni dan Budaya Yogyakarta dan PIC Expo, Junende Rahmawati, M.Sn., mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan hasil realisasi kemitraan. “Kegiatan ini bisa menjadi bukti peningkatan kompetensi dosen dan tendik yang ditunjukkan dengan dosen-dosen yang menjadi narasumber dalam pengenalan wayang kulit. Mahasiswa dan alumni juga dapat mengimplementasikan ilmu pelatihan dan uji kompetensi mereka dalam bidang digital marketing dan desain untuk seluruh program di expo serta mempromosikan event ini ke masyarakat,” jelas Junende Rahmawati, M.Sn.
Lebih lanjut, Junende juga mengatakan bahwa berdirinya Teaching Factory TeFa dibuktikan dengan adanya launching TeFa dengan nama Kundha Art Gallery yang memproduksi produk unggulan tatah sungging non wayang.
Dalam kesempatan tersebut juga dikukuhkan secara resmi Ketua Teaching Factory TeFa AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Rohmad Eko Priyono, M.Sn., oleh Kepala Sub-Bagian TU Direktorat KLSD-PTV Kemendikbudristek RI, Naryana, S.Sos.
Ia menyampaikan bahwa Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi menetapkan tujuan Program Competitive Fund (CF) Vokasi untuk mendorong peningkatan kinerja dan inovasi pembelajaran sebagai salah satu jawaban terhadap tantangan dunia kerja. Perguruan tinggi Vokasi memanfaatkan program ini untuk meningkatkan tata kelola dan kemitraan, meningkatkan kualitas dan inovasi pembelajaran melalui Teaching Factory (Tefa) dan produk unggulan serta mengembangkan fasilitasi penyelenggaran merdeka belajar kampus merdeka. Perguruan tinggi diharapkan dapat berkembang menuju perguruan tinggi vokasi yang unggul dan berdaya saing global.
“Kehadiran Akademi Komunitas Negeri Yogyakarta dalam melestarikan seni dan tradisi budaya lokal merupakan salah satu upaya dalam melestarikan dan memperkenalkan kesenian dan budaya lokal. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda yang tertarik untuk melestarikan tahu kemana mereka harus belajar. Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan Festival tersebut perlu lebih sering diadakan agar generasi muda sekarang mulai terbuka terkait keberadaan kesenian dan Budaya nusantara dan mereka juga semakin tahu kemana mereka harus belajar Ketika mereka tertarik untuk turut melestarikannya,” jelas Naryana, S.Sos. (***)