KORAN MERAPI – Peserta pameran kaligrafi bertajuk Pameran Kaligrafi Batik dan Kaligrafi Kontemporer di Leman Art House kawasan Kalasan, Sleman berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain menampilkan karya kaligrafi yang dipamerkan, sebagian peserta (seniman kaligrafi/perupa) membawa pula karya kaligrafi yang dibursakan. Pameran kaligrafi tersebut akan berakhir, Jumat (26/1/2024), besok.
Masing-masing peserta pameran kaligrafi, memberi judul setiap karyanya. Tak ketinggalan, deskripsi karya atau penjelasan seputar setiap karya yang dipamerkan.
Tak jarang, pengunjung maupun sesama peserta pameran berdiskusi seputar judul dan deskripsi karya. Disusul pula dengan foto-foto di depan karya kaligrafi yang dipamerkan maupun dibursakan.
Berikut ini contoh judul serta deskripsi karya kaligrafi dari empat peserta pameran (perupa/seniman kalugrafi) yang tinggalnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pertama, Syaiful Adnan memajang karya kaligrafi berjudul Takwa. Karya ini menggunakan media, akrilik di kanvas dengan ukuran, 80 cm x 80 cm dan dibuat pada 2022, silam.
Menurut Syaiful, deskripsi lukisan tersebut, yakni mengekspresikan kaligrafi Alquran Surat At-Talaq Ayat 2, artinya: “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.”
Bagi Syaiful, melukis kaligrafi dapat dijadikan dakwah dengan menyentuh kalbu manusia sesuai fitrahnya, sehingga dapat menjalani kehidupan menurut petunjuk ilahi.
“Rasulullah SAW bersabda pula, ‘Sesungguhnya Allah Maha Indah, Allah suka keindahan, Allah Maha baik.’ Kaligrafi bagi saya suatu hal yang indah,” ungkapnya, belum lama ini.
Kedua, Chamit Arang dalam pameran kaligrafi tersebut menampilkan karya berjudul, Wayange Gusti (kaligrafi aksara Jawa), ukuran: 50 cm x 60 cm dan dibuat pada 2023 lalu.
Deskripsi karyanya, semesta alam dan semua planet, bumi dan semua mahkluk hidup di semesta ini tercipta oleh Gusti Yang Maha Agung yang memiliki hikmah, menciptakan, mengatur, dan menentukan sesuatu dengan penuh perhitungan dan kebijakan.
“Dengan berbagai ragam bentuk, dimensi warna, dan kehidupan yang beragam. Semua diciptakan dengan berbagai keunikan dan berbagai macam karakter masing-masing,” urai Chamit.
Ketiga, Yaya Maria memajang karya kaligrafi berjudul, Maha Pengasih dengan ukuran 50 x 60 cm, media menggunakan akrilik pada kanvas dan dibuat pada 2023 lalu.
Deskripsi karyanya, tulisan Ar Rahman yang berada di The Black Hole, tempat paling gelap dan sunyi di angkasa luar. Ia sendiri belum tahu, fungsinya apa saja Black Hole di ruang angkasa itu.
“Tapi saya yakin itu salah satu wujud Maha Kasih Allah kepada semua ciptaan-Nya, dan saya yakin Black Hole itu pasti ada gunanya, meskipun saat ini saya belum tahu,” jelas Yaya.
Keempat, Lully Tutus Pinandita menampilkan karya kaligrafi aksara Jawa dengan judul, Himpian, ukuran 150 cm x 200 cm menggunakan media akrilik di kanvas dan dibuat 2023 lalu.
Menurut Lully, kaligrafi aksara Jawa tersebut punya arti, ‘Memayu hayuning bawana, ambrasta dur angkara.’ Ini adalah salah satu pitutur Jawa dari Sunan Kalijaga.
“Antara lain memiliki makna, menjadi manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak,” terangnya.*